Bogor, infoDKJ.com | Manajemen yang baik dan evaluasi yang terukur adalah kunci keberhasilan setiap program pemberdayaan masyarakat. Pesan itulah yang disampaikan Bambang Soetono, S.H., LL.M., anggota Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, saat menjadi narasumber ketiga dalam Pelatihan Kader Pendamping Pemberdayaan Masyarakat yang digelar MPM dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta di Hotel Indra Jaya, Mega Mendung, Puncak Bogor, Sabtu–Ahad (9–10/8/2025).
Pelatihan bertema "Mencetak Kader Inovatif, Membangun Masyarakat Progresif, dan Berkemajuan" ini diikuti kader MPM dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-DKI Jakarta.
Dalam materinya, Bambang mengupas tuntas Manajemen dan Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat mulai dari pengertian, tujuan, prinsip, hingga keterkaitannya dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Ia memaparkan tujuan manajemen program, komponen penting yang harus ada, tahapan pengembangan, serta prinsip sukses pemberdayaan.
Bambang juga menyoroti berbagai tantangan di lapangan seperti kurangnya kapasitas pelaksana, keterbatasan dana, hingga resistensi sosial. Menurutnya, kunci mengatasi hambatan tersebut adalah perencanaan yang matang dan pemantauan berkelanjutan.
"PME (Planning, Monitoring, and Evaluation) harus menjadi budaya kerja setiap pendamping pemberdayaan. Tanpa itu, sulit memastikan program berjalan sesuai target dan memberi dampak nyata," jelasnya.
Sebagai latihan praktis, peserta dibagi menjadi kelompok berdasarkan wilayah, lalu diminta mempresentasikan program unggulan pemberdayaan di daerahnya. Metode ini, menurut Bambang, membantu peserta mengasah keterampilan analisis, perencanaan, dan penyusunan strategi implementasi program.
Pelatihan ini menjadi langkah strategis PWM dan MPM DKI Jakarta dalam mencetak kader pendamping yang inovatif, progresif, dan berkemajuan, siap membawa perubahan positif bagi masyarakat. (RAM)