Oleh: Dian Mariyana (Pelatih Ekskul Teater Lima SMK PGRI 5 Jakarta)
Tanggal: 25 Juli 2025
Pukul: 19.30 WIB
Tempat: Auditorium GRJB, Jakarta Barat
Pentas teater kontemporer bertajuk Frengky, karya Yadi Kasuh, mengajak penonton menyelami ruang batin seorang anak muda yang tumbuh dalam pelukan kasih sayang yang nyaris mengekang. Pertunjukan ini tidak hanya membicarakan relasi anak dan orang tua, tetapi juga menjadi refleksi tentang bagaimana teknologi dan dunia digital membentuk cara seseorang mengenali dirinya sendiri.
Cerita: Antara Kenyamanan dan Pencarian Diri
Frengky, tokoh utama, adalah anak tunggal yang hidup di lingkungan penuh kenyamanan. Ibunya—digambarkan sebagai sosok protektif—berusaha menjauhkan Frengky dari segala bentuk luka, kesedihan, maupun kegagalan. Namun, dunia di luar rumah memiliki logika berbeda.
Ketika kenyamanan itu tidak mampu menjawab tuntutan realitas, Frengky mencari pelarian. Bukan ke jalanan, tetapi ke dunia maya.
Di sanalah titik balik cerita terjadi. Lewat pertemuannya dengan Meta, entitas misterius dari ruang virtual, Frengky menapaki perjalanan batin penuh simbol dan makna. Ia dihadapkan pada kegelisahan, ego, dan kepingan jati dirinya yang tercecer. Kehadiran Meta menjadi cermin sekaligus pintu menuju pemahaman bahwa kebahagiaan sejati tidak lahir dari sekadar pemenuhan keinginan, melainkan dari kesadaran akan proses perjalanan hidup itu sendiri.
Panggung Simbolik, Akting Memikat
Pertunjukan Frengky digarap dengan pendekatan visual dan simbolik yang kuat. Tata cahaya dan suara dimanfaatkan secara efektif untuk membedakan ruang nyata dan virtual, sekaligus menandai transisi emosi sang tokoh. Desain panggung yang minimalis justru memberi keleluasaan bagi imajinasi penonton, membuat fokus terjaga pada eksplorasi batin Frengky.
Dari sisi akting, pemeran Frengky tampil memukau dengan gestur dan emosi yang mengalir alami. Transformasi karakternya terasa nyata: dari anak manja menjadi pribadi yang mulai mengenali dirinya. Pemeran Mami tampil intens dan menyentuh, mewakili kasih sayang besar namun tanpa ruang kebebasan. Sementara Meta dibawakan dengan aura tenang dan misterius, menjadi jembatan antara logika dan kesadaran.
Pesan yang Menggetarkan dan Relevan
Naskah Frengky menyampaikan pesan yang mendalam: seseorang tidak akan tumbuh hanya dengan menerima, tetapi dengan mengalami. Di era digital, ketika jawaban bisa dicari sekejap melalui mesin pencari, pertunjukan ini mengingatkan bahwa jawaban terdalam justru terletak di ruang paling sunyi dalam diri kita.
Kisah ini relevan bukan hanya bagi remaja, tetapi juga bagi orang tua, pendidik, dan siapa pun yang tengah mencari makna di tengah dunia yang bergerak cepat dan kerap terasa hampa. Frengky menyentuh, mengajak merenung, dan pada akhirnya menginspirasi.