Jakarta, infoDKJ.com | Selasa, 19 Agustus 2025
Oleh: Ahmad Hariyansyah
Merdeka bukan berarti bebas tanpa batas. Hakikat kemerdekaan yang Allah anugerahkan kepada manusia adalah kesempatan untuk memilih dan berkehendak. Namun, setiap pilihan yang kita ambil selalu disertai konsekuensi, dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Ta’ala.
Allah berfirman:
“Siapa saja yang mengerjakan kebaikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri; dan siapa saja yang berbuat jahat, maka (akibatnya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.”
(QS. Fushshilat: 46)
Kebebasan sejati bukanlah kebebasan untuk menuruti hawa nafsu, melainkan kebebasan untuk memilih jalan yang diridhoi oleh Allah. Sebab, kebebasan tanpa batas justru akan menjerumuskan manusia pada belenggu dosa dan kehinaan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, serta tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan.”
(HR. Tirmidzi)
Hadis ini menegaskan bahwa kebebasan yang kita miliki di dunia bukanlah tanpa batas, melainkan terikat dengan amanah dan tanggung jawab.
Maka, mari gunakan kemerdekaan yang Allah berikan dengan penuh kesadaran. Kemerdekaan sejati adalah ketika kita mampu menundukkan hawa nafsu, mengisi hidup dengan ketaatan, serta menjadikan pilihan kita sejalan dengan apa yang Allah cintai.
Dengan begitu, kita tidak hanya meraih kemerdekaan di dunia dari segala bentuk penjajahan manusia, tetapi juga memperoleh kemerdekaan hakiki di akhirat: terbebas dari siksa neraka dan meraih kebahagiaan abadi di surga-Nya.