Jakarta, infoDKJ.com | Minggu, 24 Agustus 2025
Oleh: Ahmad Hariyansyah
Hidup manusia selalu berputar dalam berbagai keadaan — kadang bahagia, kadang sedih; kadang lapang, kadang sempit. Pergantian suasana ini adalah sunnatullah, hukum alam yang telah ditetapkan Allah SWT. Tidak ada yang kebetulan, semua terjadi dengan tujuan dan hikmah.
Allah menciptakan berbagai situasi itu untuk menguji hamba-Nya: siapa yang pandai bersyukur saat diberi nikmat, dan siapa yang mampu bersabar ketika ditimpa musibah.
Kedua sikap ini — syukur dan sabar — bagaikan sepasang sayap yang harus selalu ada dalam perjalanan hidup seorang mukmin. Tanpa salah satunya, hidup akan terasa pincang.
Ganjaran Syukur dan Sabar
Allah SWT berfirman:
"Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
(QS. Ibrahim [14]: 7)
Ayat ini menjadi janji pasti bahwa syukur akan membawa penambahan nikmat, baik di dunia maupun di akhirat.
Tentang sabar, Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."
(QS. Az-Zumar [39]: 10)
Inilah keistimewaan sabar: pahala tanpa batas, sebuah balasan yang hanya Allah yang mengetahui ukurannya.
Teladan dari Rasulullah ï·º
Rasulullah ï·º mengajarkan keseimbangan antara syukur dan sabar dalam setiap keadaan:
"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu baik baginya."
(HR. Muslim no. 2999)
Hadis ini menegaskan bahwa seorang mukmin selalu berada dalam kebaikan, karena ia pandai menempatkan diri: syukur saat lapang, sabar saat sempit.
Kunci Derajat yang Tinggi
Syukur dan sabar bukan hanya ibadah hati, tetapi juga ibadah perbuatan.
- Syukur dibuktikan dengan memanfaatkan nikmat sesuai kehendak Allah.
- Sabar diwujudkan dengan menahan diri dari sikap yang melanggar syariat saat ujian datang.
Barang siapa mampu menggabungkan keduanya, Allah akan mengangkat derajatnya, membersihkan hatinya, dan menjadikannya hamba yang dicintai-Nya.