Jakarta, infoDKJ.com | Jum'at, 26 September 2025
Oleh: Ahmad Hariyansyah
"فاختر لنفسك ما تعيش بذكره، فالمرء في الدنيا حديثٌ يُذكرُ"
"Maka pilihlah untuk dirimu, jejak macam apa yang ingin kau tinggalkan. Sebab manusia di dunia hanyalah cerita yang dikenang saat ia telah tiada."
Hidup adalah Lembaran yang Kita Tulis Sendiri
Hidup, kawan, ibarat sebuah kitab. Setiap hari, kita menulisinya dengan sikap, ucapan, dan perbuatan. Lembaran itu akan terus terisi hingga tiba waktunya pena kita berhenti—saat napas terakhir dihembuskan.
Allah ﷻ berfirman:
“Dan Kami tulis apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.”
(QS. Yasin: 12)
Ayat ini mengingatkan, bukan hanya amal yang kita lakukan yang tercatat, tetapi juga jejak yang kita tinggalkan—apakah berupa kebaikan yang menginspirasi, atau keburukan yang diwariskan sebagai dosa.
Nama yang Tertinggal Setelah Raga Hilang
Ketika tubuh kembali menjadi tanah, yang tersisa hanyalah nama dan kisah di bibir manusia. Apakah mereka mengenang kita sebagai orang yang memberi manfaat, atau hanya menyebut nama kita sekilas lalu melupakannya?
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.”
(HR. Muslim no. 1631)
Inilah bukti bahwa kisah hidup yang baik tidak akan mati bersama jasad, melainkan terus mengalir dalam bentuk pahala.
Jangan Terjebak pada Tampilan
Banyak manusia sibuk memperindah penampilan luar, sementara lembaran kehidupannya kosong dari makna. Padahal dunia ini fana. Seindah apa pun rupa kita, semua akan sirna. Yang abadi hanyalah nilai dari kisah yang kita tinggalkan.
Allah ﷻ mengingatkan:
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal shalih yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik untuk menjadi harapan.”
(QS. Al-Kahfi: 46)
Hidup dengan Makna
Hidup bernilai bukanlah hidup yang viral, melainkan hidup yang memberi cahaya bagi yang dalam kegelapan, meneduhkan hati yang lelah, dan menguatkan yang hampir menyerah.
Jadilah kisah yang dikenang bukan karena popularitas, tetapi karena nilai yang ia bawa. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad, Thabrani, Daruquthni, dihasankan oleh Al-Albani)
Penutup
Kawan, waktu kita terbatas. Setiap langkah adalah tinta yang menulis kisah kita. Pilihlah agar lembaran itu berisi manfaat, kasih sayang, dan amal shalih.
Karena kelak, kita akan pergi, dunia akan terus berjalan, namun kisah yang bernilai akan tetap hidup—menjadi amal jariyah yang menemani kita di alam akhirat.


