Jakarta, infoDKJ.com | Senin, 20 Oktober 2025
Penulis: Ahmad Hariyansyah (Yansen)
🌿 Pendahuluan
“اللهم إني أسألك علماً نافعاً، ورزقاً طيباً، وعملاً متقبلاً.”
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima.”
(HR. Ibnu Majah)
Setiap pagi adalah kesempatan baru untuk menyandarkan diri kepada Allah — satu-satunya Zat yang Maha Mengatur segalanya. Dunia ini hanyalah tempat persinggahan yang fana, penuh dengan ujian dan perubahan. Karena itu, orang yang paling beruntung bukanlah yang memiliki segalanya, tetapi yang hanya bersandar kepada Allah dalam segala hal.
🌸 Bersandar Hanya kepada Allah
Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari ujian, baik berupa kesulitan maupun kelapangan. Dalam situasi apapun, orang beriman selalu diingatkan untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya sandaran hidup. Allah berfirman:
"Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman."
(QS. Al-Maidah: 23)
Bersandar kepada Allah berarti menyerahkan seluruh urusan hidup kepada-Nya dengan penuh keyakinan, bahwa hanya Dia-lah yang memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu — tanpa ada satu pun yang luput dari genggaman-Nya.
"Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya dan mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanannya."
(QS. Hud: 6)
🌷 Ilham untuk Memilih: Jalan Baik atau Buruk
Setiap manusia diberikan kebebasan untuk memilih jalan hidupnya. Allah berfirman:
“Faalhamaha fujuraha wa taqwaha”
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”
(QS. Asy-Syams: 8)
Artinya, manusia diberi kemampuan untuk memilih antara kebaikan dan keburukan, dan hasil hidupnya ditentukan oleh pilihan yang ia ambil sendiri.
Oleh karena itu, jika seseorang hidup dalam keburukan dan keterpurukan, jangan buru-buru menyalahkan orang lain. Sebab sejatinya, dirinyalah yang memilih jalan itu. Sebaliknya, orang yang beruntung adalah mereka yang memilih untuk bersandar hanya kepada Allah, sebab di situlah letak ketenangan sejati.
🌾 Dunia Terlalu Kecil untuk Dijadikan Sandaran
Kita sering kali merasa khawatir kehilangan sesuatu — jabatan, harta, pekerjaan, atau bahkan perhatian orang lain. Padahal, semua itu bukanlah sandaran sejati.
- Bersandar pada kedudukan, akan takut saat jabatan dicabut.
- Bersandar pada harta, akan panik saat kehilangan.
- Bersandar pada kekuatan fisik, akan rapuh ketika usia menua.
- Bersandar pada manusia, akan kecewa saat dikhianati.
Karena itu, orang-orang yang bersandar pada dunia akan mudah guncang, sedangkan mereka yang bersandar kepada Allah akan kokoh dan tenang.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya.”
(HR. At-Tirmidzi)
Dan Allah sendiri menegaskan dalam firman-Nya:
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya.”
(QS. Ath-Thalaq: 2–3)
🌺 Ketika Sandaranmu Hanya Allah
Bersandar kepada Allah tidak berarti pasrah tanpa usaha, melainkan melakukan ikhtiar terbaik sambil menenangkan hati bahwa hasilnya telah Allah tetapkan dengan sebaik-baiknya.
Inilah makna tawakal yang sesungguhnya — keseimbangan antara usaha dan kepasrahan.
“Apabila kamu telah bertekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”
(QS. Ali Imran: 159)
Ketika hati telah benar-benar bergantung pada Allah, maka tidak ada lagi ketakutan terhadap hilangnya dunia. Bahkan kegagalan tidak lagi menakutkan, sebab setiap takdir Allah pasti mengandung hikmah dan kasih sayang.
🌼 Penutup
Semoga setiap langkah kita di hari-hari yang baru ini selalu dimulai dengan niat yang tulus dan sandaran penuh kepada Allah SWT.
Mari kita belajar untuk tidak lagi bersandar pada sesuatu yang fana, tetapi kepada Sang Pencipta yang Maha Abadi.
“Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung.”
(QS. Ali Imran: 173)
💖 Semoga kita selalu diberi kesehatan, keberkahan, dan kekuatan untuk terus bertawakal hanya kepada Allah SWT.
Mari saling mengingatkan dan berbagi semangat keimanan — karena satu kalimat yang baik bisa menjadi penguat hati bagi saudara kita yang sedang lemah.