
Jakarta, infoDKJ.com | Kamis, 16 Oktober 2025
Oleh: Priyono J. A (Pemerhati Masalah Sosial)
Pangan, sandang, dan papan merupakan tiga kebutuhan pokok manusia yang selalu menjadi isu penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Ketiganya tidak pernah lepas dari perhatian publik, baik dalam diskusi, kajian, maupun kebijakan pemerintah. Dari ketiganya, pangan menempati posisi yang sangat vital karena berkaitan langsung dengan keberlangsungan hidup manusia.
Pada era 1980–1990-an, Indonesia menjadikan pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, dan papan sebagai prioritas utama pembangunan. Saat itu dikenal istilah swasembada pangan — sebuah kebijakan besar yang menandai keberhasilan bangsa dalam memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.
Makna dan Tujuan Pemenuhan Pangan
Pemenuhan pangan memiliki tujuan mulia: mengatasi kelaparan dan kekurangan gizi, menciptakan ketersediaan pangan yang berkelanjutan, serta menjaga kesehatan masyarakat. Namun, realitas di lapangan masih menunjukkan ketimpangan. Di satu sisi, terdapat jutaan orang yang masih mengalami kekurangan gizi; di sisi lain, ada kelebihan produksi pangan yang tidak terdistribusi dengan baik. Ketidakseimbangan inilah yang memunculkan kesenjangan sosial dan menghambat tercapainya keadilan pangan.
Pangan berkelanjutan bukan sekadar soal produksi, tetapi juga distribusi dan konsumsi yang ramah lingkungan. Pangan yang baik harus dihasilkan dengan menjaga ekosistem alam, agar pasokan pangan di masa depan tetap terjamin.
Selain itu, pola makan sehat dan teratur juga menjadi bagian penting dari ketahanan pangan. Gaya hidup yang seimbang akan mencegah dua masalah gizi ekstrem: obesitas akibat kelebihan konsumsi dan malnutrisi akibat kekurangan zat gizi mikro.
Kebijakan Pemerintah dan Prioritas Pangan Nasional
Di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, isu pangan kembali menjadi prioritas utama. Pemerintah membentuk Badan Gizi Nasional (BGN) yang meluncurkan program Makan Bersama Gratis (MBG) sebagai langkah strategis untuk membentuk generasi muda yang sehat, kuat, dan berdaya saing.
Program ini tidak hanya berfokus pada penyediaan makanan bergizi, tetapi juga memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat serta solidaritas sosial di tengah tantangan ketahanan pangan global.
Makna Hari Pangan Sedunia 2025
Peringatan Hari Pangan Sedunia setiap tanggal 16 Oktober bermula dari berdirinya Food and Agriculture Organization (FAO) atau Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia pada 16 Oktober 1945. FAO berperan besar dalam memberantas kelaparan, mengatasi kerawanan pangan, menanggulangi kekurangan gizi, menghapus kemiskinan, serta mendorong pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.
Tahun 2025 ini, FAO mengangkat tema:
“Hand in Hand for Better Food and a Better Future”
(Bergandengan Tangan untuk Makanan yang Lebih Baik dan Masa Depan yang Lebih Baik)
Tema tersebut mengandung pesan penting tentang kolaborasi global. Dunia diingatkan bahwa keberlanjutan pangan tidak dapat dicapai tanpa kerja sama lintas negara, lintas sektor, dan lintas generasi.
Penutup: Momentum Refleksi Global
Hari Pangan Sedunia bukan sekadar peringatan seremonial, melainkan momentum refleksi global untuk memperkuat komitmen terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan umat manusia.
Melalui momen ini, kita diingatkan untuk terus berperan aktif — baik sebagai individu, komunitas, maupun bangsa — dalam memastikan setiap orang memiliki akses terhadap pangan yang bergizi, adil, dan berkelanjutan.
Selamat Hari Pangan Sedunia, 16 Oktober 2025.
Semoga semangat bergandengan tangan untuk masa depan yang lebih baik benar-benar terwujud di seluruh penjuru dunia.