Jakarta, infoDKJ.com | Rabu, 5 November 2025
Oleh: Ahmad Hariyansyah
Tasbih bukanlah milik manusia atau malaikat semata. Seluruh ciptaan Allah — dari partikel udara hingga bintang-bintang di langit — semuanya bertasbih memuji Tuhannya dengan cara khas sesuai fitrahnya. Tidak ada satu pun makhluk di alam semesta ini yang diam tanpa dzikir.
Allah ï·» berfirman:
“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka.”
(QS. Al-Isra’: 44)
Ayat ini menyimpan rahasia besar tentang kesadaran kosmik. Setiap makhluk hidup maupun benda mati memiliki cara tersendiri untuk mengagungkan Allah. Air yang mengalir, daun yang bergoyang, burung yang berkicau, bahkan batu yang diam sekalipun — semuanya memiliki getaran tasbih yang tak tertangkap oleh telinga manusia.
1. Tasbih Tumbuhan dan Alam
Tumbuhan bertasbih melalui ketaatan terhadap hukum alam yang Allah tetapkan. Ia tumbuh, berbuah, dan layu dalam siklus yang sempurna tanpa pernah membangkang. Setiap mekarnya bunga dan setiap gugurnya daun adalah bentuk dzikir dan kepasrahan terhadap kehendak Ilahi.
Allah berfirman:
“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kepada Allah bersujud siapa saja yang di langit dan siapa saja yang di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon, hewan, dan banyak di antara manusia?”
(QS. Al-Hajj: 18)
Setiap makhluk tunduk kepada aturan yang telah Allah tetapkan. Ketundukan itu sendiri adalah bentuk tasbih — dzikir dalam wujud ketaatan tanpa penolakan.
2. Tasbih Hewan dan Binatang di Sekitar Kita
Hewan pun memiliki caranya untuk mengenal dan memuji Allah. Dalam firman-Nya:
“Tidakkah kamu tahu bahwa kepada Allah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, serta burung-burung dengan mengembangkan sayapnya? Tiap-tiap makhluk telah mengetahui cara sembahnya dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
(QS. An-Nur: 41)
Kicau burung di pagi hari, gerak ikan di laut, dengung lebah yang mencari madu — semua itu bukan sekadar aktivitas alami, melainkan ibadah yang teratur dalam ritme penciptaan.
Rasulullah ï·º bersabda:
“Jika tidak karena hewan-hewan yang menyusui, anak-anak yang menyusu, dan orang-orang tua yang rukuk kepada Allah, niscaya Allah akan menurunkan azab kepada kalian.”
(HR. Baihaqi)
Hadis ini menunjukkan bahwa keberadaan makhluk lain yang bertasbih menjadi penahan kemurkaan Allah, karena mereka masih menjaga harmoni dzikir di bumi.
3. Tasbih Benda Mati: Batu, Air, dan Tanah
Benda mati pun memiliki kesadaran tasbih yang misterius. Rasulullah ï·º pernah bersabda:
“Sesungguhnya aku mengenal batu di Makkah yang selalu memberi salam kepadaku sebelum aku diutus menjadi Nabi.”
(HR. Muslim)
Batu yang diam pun memiliki rasa kenal kepada Allah dan utusan-Nya. Dalam dunia modern, para ilmuwan menemukan bahwa semua benda bergetar pada tingkat atomik — setiap atom terus bergetar dalam keteraturan. Getaran itu dapat dimaknai sebagai dzikir universal, sebagaimana Allah tegaskan bahwa tidak ada satu pun makhluk yang tidak bertasbih.
🌿 Penutup
Tasbih alam semesta adalah simfoni dzikir yang tak henti. Ketika manusia lalai, alam tetap mengingat Tuhannya. Maka, sejatinya, tugas manusia bukan sekadar mendengar tasbih itu, melainkan menyelaraskan diri dengan irama dzikir seluruh makhluk, agar hidupnya menjadi bagian dari pujian agung kepada Sang Pencipta.
“Dan kepada-Nyalah bersujud segala yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa, serta bayangan mereka pada waktu pagi dan petang.”
(QS. Ar-Ra’d: 15)
