Jakarta, infoDKJ.com | Selasa, 23 Desember 2025
Oleh: Ahmad Hariyansyah
Sejak zaman batu, manusia telah menggunakan alat yang dibuat dari tanah, batu, kayu, dan logam. Dari sekadar pisau batu, sampai mesin jet dan kapal induk raksasa. Semuanya diciptakan melalui proses berpikir dan kreativitas manusia. Namun pada hakikatnya, daya pikir dan kemampuan berkreasi itu bukan berdiri atas kekuatan manusia sendiri — tetapi karunia dari Allah Yang Maha Mencipta.
Allah memberikan akal kepada manusia agar manusia mampu memanfaatkan alam, berpikir, mencari solusi, mencipta alat, dan menghasilkan karya. Manusia diberi ikhtiar dan kecerdasan. Tetapi yang menciptakan akal itu adalah Allah. Maka hakikat segala ciptaan manusia, sebenarnya kembali kepada Allah.
Allah berfirman:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun; Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.”
Ayat ini jelas menyatakan bahwa kemampuan mengetahui, mengolah data, menalar, memahami, itu semua adalah pemberian Allah. Tanpa pemberian itu, manusia tidak bisa apa-apa.
Begitu juga ayat lain:
“Dan Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Artinya ilmu — akar dari semua kreativitas — adalah dari Allah.
Ciptaan Manusia Bukan Mandiri
Adapun segala alat, teknologi, karya, inovasi, adalah “ciptaan” manusia dalam level sebab-akibat, yaitu dengan akal, data, bahan, kemampuan tangan, dan pengalaman. Tetapi semua sebab itu bukan dari manusia, melainkan pemberian Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seseorang diberikan suatu pemberian setelah iman yang lebih baik daripada akal.”
Akal adalah fasilitas terbesar pemberian Allah. Maka ketika manusia membuat penemuan besar atau alat besar, itu bukan bukti kehebatan manusia — tapi bukti bahwa Allah memberi manusia akal, ilmu, dan kemampuan melihat hukum-hukum alam yang Allah tetapkan.
Kesimpulan
Hakikatnya:
Manusia punya kreativitas, tapi kreativitas itu pemberian Allah.
Manusia mencipta “di permukaan” dunia, tetapi bahan, hukum alam, waktu, logika, semua itu milik Allah.
Maka jangan sombong terhadap ciptaan manusia.
Apapun yang manusia buat — dari sekrup terkecil sampai kapal induk terbesar — semuanya hanya mungkin terjadi karena Allah memberi daya pikir, ilmu, dan kemampuan pada manusia.
Dan pada akhirnya, seluruh yang ada di dunia dan akhirat adalah ciptaan Allah.
Semua kembali kepada Allah, Rabbul ‘Alamin.


