Jakarta, infoDKJ.com | Institut Agama Islam Jamiat Kheir kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kesehatan mental dan ketahanan keluarga di era digital. Bertempat di Rusunawa KS Tubun RW 01, Kelurahan Kota Bambu Selatan, Kecamatan Palmerah, pihak kampus menggelar Seminar Parenting yang dihadiri para Ketua RT/RW, tokoh masyarakat, serta warga rusun.
Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian program pengabdian masyarakat yang menekankan pentingnya pengasuhan yang adaptif, bijak, dan berlandaskan nilai-nilai edukatif dalam menghadapi tantangan teknologi.
Kesehatan Mental Anak Jadi Sorotan Utama
Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Jamiat Kheir, Ustadz Dr. Haryadi, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan peringatan penting tentang kondisi kesehatan mental di tengah derasnya arus digital.
“Arus informasi yang tak terbendung, interaksi sosial yang bergeser ke ruang digital, dan penggunaan media sosial yang intens telah membawa dampak besar bagi perkembangan anak dan remaja. Kesehatan mental kini menjadi isu krusial yang harus kita jaga bersama,” ujarnya di depan peserta.
Ia menegaskan bahwa dunia pendidikan, orang tua, dan masyarakat harus bersinergi untuk membangun ketahanan mental anak-anak di tengah gempuran teknologi.
Tips Pengasuhan Digital untuk Orang Tua
Dalam sesi berikutnya, Ustadzah Yeti Purnawati, S.Pd., M.Pd., memaparkan tujuh strategi praktis pengasuhan digital agar anak tetap sehat secara mental dan tidak terjerumus dalam perilaku buruk di internet. Di antaranya adalah:
- Menetapkan jadwal screen time yang sehat
- Mengajak anak aktif dalam kegiatan sosial dan fisik
- Menyediakan ruang aman untuk bercerita
- Mengajarkan cara memilah informasi online
- Melakukan digital detox secara berkala
- Menerapkan kontrak digital keluarga
- Menggunakan parental control dan mengikuti komunitas parenting digital
Tips tersebut disambut antusias para peserta yang mengaku kerap menghadapi kesulitan dalam mengelola penggunaan gawai pada anak.
Pengasuhan di Era Digital: Orang Tua Harus Hadir dan Mengontrol
Pemateri ketiga, Ustadz Dr. H. Yul Rizal, MARS, menekankan pentingnya interaksi langsung, kasih sayang, dan rasa aman dalam mengasuh anak di era teknologi.
Menurutnya, pola pengasuhan tidak boleh terlalu otoriter, namun orang tua harus tetap menjadi pengontrol utama dalam penggunaan gawai anak.
“Anak tidak suka dipaksa. Namun orang tua tetap wajib mengontrol teknologi yang digunakan anak, termasuk memeriksa aplikasi dalam smartphone mereka,” tegasnya.
Wujudkan Mahasiswa sebagai Agen Perubahan
Kegiatan ini juga menjadi sarana pembelajaran langsung bagi mahasiswa Institut Jamiat Kheir. Melalui interaksi dengan masyarakat, mahasiswa dilatih untuk mengaplikasikan teori, membangun empati, dan memperkuat keterampilan sosial yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Institut Jamiat Kheir berharap mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu menggunakan teknologi secara positif, menciptakan inovasi, dan menjadi bagian dari solusi dalam tantangan digital di Indonesia.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga membawa manfaat bagi masyarakat, serta mampu memanfaatkan teknologi untuk kemaslahatan,” ujar pihak kampus.
Dengan meningkatnya literasi digital masyarakat, diharapkan lahir generasi yang lebih tangguh, kreatif, dan siap menghadapi perubahan dunia digital yang semakin cepat.
Laporan: Dzikrullah



