Tangerang, infoDKJ.com | Duka mendalam menyelimuti warga Kosambi, Kabupaten Tangerang, setelah ditemukannya sesosok balita tewas mengenaskan di dalam sebuah kontrakan yang terkunci rapat. Balita malang berinisial MA (4) ditemukan dalam kondisi hangus terbakar, dan lebih tragis lagi, ia diduga kuat menjadi korban kekerasan hingga meninggal dunia oleh kekasih sang ibu sendiri.
Peristiwa memilukan ini terungkap saat sang ibu, F, merasa panik karena anaknya tak kunjung terlihat. Ia sempat menitipkan MA kepada kekasihnya, Heri Budiman (38), yang tinggal di kontrakan tersebut. Namun saat F hendak menjemput anaknya, kontrakan dalam keadaan terkunci dan tak ada jawaban dari dalam.
Pencarian kunci kontrakan pun menjadi upaya krusial yang membawa titik terang. Seorang saksi yang sedang membersihkan selokan tak jauh dari lokasi secara tak sengaja menemukan kunci yang kemudian diketahui sebagai kunci kontrakan tersebut.
“Setelah pintu berhasil dibuka, ibu korban mencium bau menyengat dan melihat kepulan asap dari dalam kamar,” ungkap Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho.
Di dalam kamar itu, tubuh kecil MA ditemukan tak bernyawa, terbakar, dan penuh luka. Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan tanda-tanda kekerasan fisik. Luka pukulan benda tumpul di kepala dan leher diduga menjadi penyebab utama kematiannya.
“Korban mengalami luka bakar pada bagian kepala, wajah, lengan, serta ditemukan resapan darah di leher dan kerongkongan. Ada pula memar di bagian luar anus,” jelas Zain.
Pelaku Ditangkap di Tasikmalaya
Setelah melakukan penyelidikan intensif, Subdit Jatanras Polda Metro Jaya akhirnya berhasil membekuk Heri Budiman. Pria itu ditangkap di Masjid Raya Alhidayah, Desa Deudeul, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Selasa (29/4) pukul 06.30 WIB.
“Pelaku sudah berhasil kami amankan pagi tadi,” kata AKBP Abdul Rahim, Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya.
Dalam foto yang diterima media, Heri tampak duduk di dalam sebuah mobil dengan wajah tertunduk. Ia mengenakan kaus biru muda, rambutnya pendek, dan matanya disensor demi kepentingan penyidikan.
Kasus ini menyisakan luka mendalam, terutama bagi keluarga korban dan masyarakat yang mengikuti jalannya peristiwa. Polisi masih mendalami motif dan detail tindakan pelaku, termasuk apakah ada unsur perencanaan dalam aksi keji ini.
(Hadi)