Jakarta, infoDKJ.com | Selasa, 6 Mei 2025
PERIODE MADINAH
Pengepungan Madinah secara besar-besaran gabungan Yahudi + kafir Quraisy.
Puncaknya berangkatlah 10.000 orang pasukan gabungan berbagai suku Arab yang memusuhi kaum Muslimin, yang sukar dihalau oleh kaum Muslim.
4.000 orang di antaranya adalah orang-orang Quraisy, selebihnya adalah dari suku-suku Qois Ailan, Banu Fazarah, Asyja, Sulai, Banu Saad, dan lain-lain.
Perang ini terkenal dengan nama Perang Ahzab, Perang Khandaq atau Perang Parit.
KISAH RASULULLAH
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
Aisyah berkata
Setelah menerima wahyu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memandang Aisyah dengan tersenyum sambil bersabda:
“Bergembiralah, ya Aisyah. Sesungguhnya Allah telah membebaskan kamu.”
Sambil berdiri dan berterimakasihlah kepada Rasulullah ﷺ.
Aisyah menjawab:
“Alhamdulillah, Allah SWT telah menurunkan wahyu-Nya bahwa aku tidak bersalah dan Dia-lah yang menurunkan pembebasanku.”
Sebelum peristiwa itu, Abu Bakar yang membiayai Masthah karena kekerabatannya dan kemiskinannya. Namun setelah peristiwa itu Abu Bakar berkata:
“Demi Allah, saya tidak akan membayarnya lagi karena ucapannya kepada Aisyah.”
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya),
Orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada.
Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Surah An-Nur [24]: 22)
Mendengar firman ini, Abu Bakar berkata:
“Demi Allah, sungguh aku ingin mendapat ampunan Allah.”
Setelah itu ia kembali membiayai Masthah.
Sementara itu Rasulullah ﷺ segera membacakan firman Allah itu kepada kaum Muslimin.
Para penyebar fitnah yaitu Masthah bin Utsatsah, Hasan bin Tsabit dan Hamna binti Jahsy, dihukum hadd (didera) sebanyak 80 kali cambukan.
Abdullah bin Ubay selamat
Hal yang mengherankan yaitu Gembong Munafik Abdullah bin Ubay, yang sebagai biang keladi fitnah dan penyebar kuman-kuman yang berbisa, lolos dari hukuman karena dia telah mengetahui lebih dahulu apa yang akan terjadi. Setelah berhasil menimpakan musibah pada orang lain, ia meloloskan diri dan tidak bertemu lagi.
Yahudi Menghasut
Kaum kafir telah yakin benar bahwa mereka tidak akan sanggup mengalahkan Islam kalau mereka bertindak sendiri-sendiri dan terpisah-pisah.
Dan mereka berpikir dapat mencapai impiannya mengalahkan Islam kalau mereka dalam satu kekuatan terpadu, dalam satu front dan satu blok.
Tokoh Yahudi di Semenanjung Arabia menyadari pentingnya bersepakat dan bersekongkol lebih menguntungkan daripada menyerang secara terpisah-pisah.
Selain orang Quraisy yang menyembah berhala, pihak lain yang paling keras memusuhi kaum Muslimin adalah orang Yahudi.
Para pemuka Yahudi Bani Nadhir yang telah terusir tidak tinggal diam dari tempat tinggal mereka yang baru di Khaibar, mereka mulai melancarkan permusuhan.
Rencana baru para Yahudi ini adalah menghasut orang-orang Arab agar memerangi Madinah.
Berangkatlah sekitar 20 pemimpin dan pemuka Yahudi dari beberapa kabilah ke kota Makkah menemui para pembesar Quraisy, untuk mendorong kaum musyrikin Quraisy melancarkan perang terhadap Rasulullah ﷺ. Mereka berjanji:
”Pasukan kami akan bergabung dengan tuan-tuan untuk menyerang Madinah, berperang bersama-sama kalian hingga menghancurkannya,” kata para pemuka Yahudi.
“Bagaimana dengan Yahudi Bani Quraizhah yang masih tinggal di Madinah?” tanya seorang pembesar Quraisy.
“Mereka tinggal di Madinah sekadar untuk mengelabui Muhammad. Kalau tuan-tuan sudah datang, mereka akan bergabung dengan tuan-tuan.”
Orang-orang Quraisy masih terlihat ragu.
Perselisihan mereka dengan Rasulullah ﷺ dimulai karena ajaran Islam mengajak orang menyembah Allah dan melarang bersujud pada berhala.
Bukankah orang Yahudi juga mengaku bahwa Tuhan mereka adalah Allah? Orang Quraisy ingin mengetahui pendapat Yahudi tentang ajaran Islam.
“Tuan-tuan Yahudi,”
“Tuan-tuan adalah golongan ahli kitab yang mula-mula, lebih dulu dari orang Nasrani dan Muslim. Menurut tuan-tuan, siapakah yang lebih baik, agama kami yang menyembah berhala atau agama Muhammad?”
Seharusnya orang Yahudi menjawab bahwa agama Rasulullah ﷺ lebih baik karena orang Yahudi juga menyembah Allah.
Namun karena kebenciannya yang sangat kepada kaum Muslimin, orang Yahudi Bani Nadhir menjawab:
“Tentu agama tuan-tuan yang lebih baik, sebab tuan-tuan yang lebih benar dari dia.”
Allah menurunkan firman dalam surat An-Nisa ayat 51–52 yang mengecam pernyataan orang Yahudi itu:
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Makkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.
(Surah An-Nisa [4]: 51)
Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barang siapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.
(Surah An-Nisa [4]: 52)
Pasukan Ahzab
Setelah itu, para pemuka Yahudi itu pergi berkeliling menemui para pemimpin kabilah Ghatafan serta semua pihak yang ingin membalas dendam kepada kaum Muslimin.
Orang-orang Yahudi ini sangat aktif menghimpun dukungan. Mereka memuji-muji berhala Quraisy dan menjanjikan bahwa kali ini pasukan Muslim pasti akan bisa dihabisi sampai ke akar-akarnya.
Yang aneh ialah, para pendeta Yahudi tersebut berusaha keras meyakinkan kaum penyembah berhala di Makkah bahwa berperang melawan Muhammad ﷺ adalah tindakan yang diridhai Tuhan.
Mereka berdalih, kepercayaan orang-orang Quraisy jauh lebih baik daripada agama Muhammad ﷺ dan adat istiadat serta tradisi jahiliyah jauh lebih baik dari ajaran-ajaran Al-Qur’an.
Orang-orang Quraisy bukan main gembiranya mendengar pernyataan itu, dan menambah kebulatan tekad mereka melancarkan perlawanan.
Mereka lalu menyatakan kesediaannya menyerbu Madinah bersama-sama orang Yahudi.
Kaum Muslim menyadari benar betapa besar bahaya yang akan mengancam keselamatan mereka, karenanya mereka merencanakan guna membela da’wah Islam dan mempertahankan kota Madinah.
Mereka merencanakan suatu langkah yang sama sekali belum pernah dilakukan oleh orang-orang Arab, sebab yang mereka kenal selama ini hanya perang di medan terbuka.
Usaha keras ini berhasil.
Puncaknya berangkatlah 10.000 orang pasukan gabungan berbagai suku Arab yang memusuhi kaum Muslimin yang sukar dihalau oleh kaum Muslim.
4.000 orang di antaranya adalah orang-orang Quraisy, selebihnya adalah dari suku-suku Qois Ailan, Banu Fazarah, Asyja, Sulai, Banu Saad, dan lain-lain.
Perang ini terkenal dengan nama Perang Ahzab, Perang Khandaq atau Perang Parit.
Shallu ‘alan Nabi…
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
(Bersambung ke bagian 112...)
Sirah Nabawiyah: Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri