Jakarta, infoDKJ.com | Kamis, 22 Mei 2025
PERIODE MADINAH
KISAH RASULULLAH ﷺ
Utusan Rasulullah ﷺ ke Negeri Tetangga
Rasulullah ﷺ juga mengirimkan surat yang berbunyi hampir sama kepada:
- Pemimpin Yamamah
- Pemimpin Bahrain
- Pemimpin Damaskus
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
Allohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad
Surat kepada Najasyi, Raja Habbasyah
Selain itu Rasulullah ﷺ juga menulis surat kepada Najasyi, raja Habbasyah (yang menerima kaum Muslimin Makkah yang mengungsi ke negerinya). Amir bin Umayyah adh-Dhamri menyampaikan surat Rasulullah ﷺ yang berbunyi:
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
"Dari Muhammad Rasulullah kepada Najasyi pemimpin Habbasyah (Habsyi). Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk, amma ba’du.”
"Aku memuji bagi tuan kepada Allah yang tiada ilah selain-Nya. Dialah penguasa yang Maha Suci, yang memberi kesejahteraan, memberi perlindungan, dan yang berkuasa.”
"Aku bersaksi bahwa Isa bin Maryam adalah roh Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam yang perawan, baik, dan menjaga kehormatan diri lalu dia mengandung Isa dari roh-Nya dan tiupan-Nya."
"Sebagaimana Dia menciptakan Adam dengan tangan-Nya."
"Aku menyeru kepada Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya dan senantiasa mentaati-Nya, dan hendaklah tuan mengikuti aku, beriman kepada apa yang diberikan kepadaku."
"Sesungguhnya aku adalah utusan Allah dan aku menyeru tuan dan pasukan tuan kepada Allah Azza wa Jalla. Aku sudah mengajak dan memberi nasihat maka terimalah nasihatku. Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk."
"Masuklah Islam niscaya tuan akan selamat. Namun jika tuan menolak, maka dosa orang-orang Nasrani ada di pundak tuan.”
Begitu Najasyi menerima surat Rasulullah ﷺ, ia langsung mengangkat surat itu dan meletakkannya di depan matanya. Ia turun ke lantai dari singgasananya, lalu masuk Islam di hadapan Ja’far bin Abu Thalib yang masih berada di sana bersama para pengungsi Muslim.
Najasyi membalas surat Rasulullah ﷺ yang menyetujui bahwa Nabi Isa memang benar seorang utusan Allah yang lahir dari Maryam yang suci. Najasyi juga menyatakan bahwa ia memeluk Islam dan menyatakan sumpah setia kepada Rasulullah ﷺ.
Najasyi Membalas Surat Rasulullah ﷺ
"Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang"
"Kepada Muhammad Rasulullah dari Najasyi pemimpin Habbasyah (Habsyi). Kesejahteraan bagi engkau wahai Nabi Allah, dari Allah dan Rahmat Allah serta Berkah-Nya. Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, amma ba’d.”
"Telah kuterima surat Tuan, wahai Rasul Allah, yang didalamnya menyebut masalah Isa. Demi Rabb langit dan bumi, sesungguhnya Isa memang tidak lebih dari yang Anda sebutkan itu, dan dia memang seperti apa yang Tuan sebutkan itu dan kami juga telah tahu tentang isi surat yang Tuan kirimkan pada kami. Dan kami telah menampung anak paman Tuan, Ja’far bin Abi Thalib dan rekan-rekannya."
"Maka aku bersaksi bahwa Tuan adalah Rasul Allah yang benar dan dibenarkan. Aku bersumpah setia kepada Tuan, dan aku telah memasrahkan diri (masuk Islam) di hadapannya kepada Allah, penguasa alam semesta."
(Zad al-Ma’ad)
Rasulullah ﷺ juga meminta Najasyi agar mengirimkan pulang Ja’far bin Abi Thalib dan kawan-kawan ke Madinah. Najasyi pun menyediakan dua perahu. Turut pula dalam rombongan itu Amir bin Umayyah, sang pembawa surat.
Najasyi wafat pada bulan Rajab tahun ketujuh Hijriyah. Setelah Perang Tabuk, Rasulullah ﷺ bersedih hati atas kematiannya dan menyelenggarakan shalat ghaib.
Rasulullah ﷺ pun mengirim surat yang sama isinya kepada pengganti Najasyi. Akan tetapi, sejarah tidak mencatat apakah penggantinya juga memeluk Islam atau tidak.
Surat kepada Raja Oman
Selain itu, Rasulullah ﷺ juga menulis surat kepada Raja Oman, Jaifar dan saudaranya Abdu bin al-Julunda.
Isi surat Rasulullah ﷺ yang berbunyi:
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
"Dari Muhammad Rasulullah kepada Jaifar dan Abdu bin al-Julunda (keduanya bersaudara). Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk, amma ba’d.”
"Sesungguhnya aku menyeru kalian berdua dengan seruan Islam. Niscaya Anda akan selamat."
"Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada seluruh manusia, untuk memberi peringatan kepada orang yang hidup dan membenarkan perkataan terhadap orang-orang kafir."
"Jika Anda berdua berkenan mengikrarkan Islam, maka aku akan mengukuhkan kerajaan Anda, tapi jika Anda enggan mengikrarkan Islam, maka kerajaan Tuan pasti akan berakhir dan kudaku pasti akan menginjakkan kakinya di halaman Anda dan nubuwwah (pemberian Allah kepada hamba-hamba-Nya yang diperintahkan) untuk menyampaikan risalah-Nya kepada makhluk-Nya).”
Rasulullah ﷺ menunjuk Amr bin Ash untuk menyampaikan surat itu.
Amr bin Ash menemui Abdu bin al-Julunda terlebih dahulu. Saat bertemu, Amr bin Ash berucap:
"Aku adalah utusan Rasulullah untuk menghadap Anda dan saudara Tuan.”
Abdu mengajukan beberapa pertanyaan:
“Apa yang hendak engkau katakan?”
Amr bin Ash menjawab:
"Aku menyeru kepada Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya. Hendaklah Tuan melepaskan apa pun yang disembah selain-Nya. Hendaklah Tuan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.”
Setelah berdialog antara keduanya, lalu Abdu bertanya tentang apa yang diperintahkan Muhammad ﷺ.
Amr berkata:
"Rasulullah memerintahkan untuk taat kepada Allah dan melarang mendurhakai-Nya, memerintahkan kepada kebajikan dan menyambung tali persaudaraan, serta melarang dari kezhaliman dan permusuhan, berzina, minum khamar, menyembah batu, patung, dan salib.”
Jaifar dan Abdu bin al-Julunda setelah mereka berdiskusi, menyatakan diri mereka masuk Islam.
Rasulullah ﷺ juga mengirimkan surat yang berbunyi hampir sama kepada:
- Pemimpin Yamamah
- Pemimpin Bahrain
- Pemimpin Damaskus
Shallu `Alan Nabi…!
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
Lanjutkan ke bagian 128...
Sirah Nabawiyah: Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri