Jakarta, infoDKJ.com | Rabu, 28 Mei 2025
PERIODE MADINAH
KISAH RASULULLAH ﷺ
Tangis rasulullah saw di waktu perang mu`tah.
Rasulullah saw. Bercerita.
Para sahabat terharu mendengarnya. Mereka melihat Rasulullah saw, menangis. ”Tiba-tiba kedua matanya bercucuran air mata hingga jenggotnya basah karena air mata tersebut.”.
Rasulullah saw, menangis karena dua orang dekatnya terbunuh, Zaid bin Haritshah dan Ja`far bin abi Talib merupakan orang-orang yang paling dicintainya. Zaid berada dalah asuhan Nabi semenjak umur 8 tahun, Sedangka Ja`far adalah paman yang beliau muliakan.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
Allohumma sholi ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad
KHALID BIN-WALID MEMEGANG PANJI RASULULLAH SAW
Pasukan muslimin mulai bergerak menuju perbatasan daerah Syam, tetapi sebelum tiba disana Rumawi telah mendengar beritanya lebih dahulu.
Berita yang didengarnya itu telah di lebih-lebihkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan bahwa kekuatan pasukan muslimin luar biasa besarnya dan mempunyai daya tempur yang sangat hebat.
Dengan sendirinya pasukan Rumawi menyiapkan pasukan yang sangat besar untuk menghadapai kaum muslimin tersebut.
Setibanya di daerah bernama ”Mu`an pasukan muslimin mengetahui 100.000 pasukan Rumawi sedang menunggu kedatangan mereka, disamping 100.000 pasukan lainnya yang terdiri dari orang-orang Nasrani Arab hingga jumlahnya menjadi 200.000 orang
Menyerang pasukan musuh yang sedemikian besar perlengkapan, persenjataan dan kekuatannya berarti bunuh diri, karena itu mereka berhenti selama dua hari dua malam di Mu`an untuk mendiskusikan langlah-langkah yang harus diambil.
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Zaid dan Ja'far telah diangkat di surga di atas ranjang emas. Aku juga melihat ranjang Abdullah, tetapi agak miring dibanding ranjang kedua temannya."
"Mengapa Ya Rasulullah?" tanya para sahabat keheranan.
"Sebab yang dua orang itu terus maju, tapi Abdullah sempat agak ragu walau ia terus maju juga."
Rasulullah ﷺ tahu benar betapa penting dan berbahayanya perang kali ini.
Karena itu beliau sengaja memilih 3 panglima perang yang pada waktu malam bertaqorrub mendekatkan diri kepada Allah, sedang pada siang hari menjadi pendekar pejuang agama.
Tiga orang ini tidak berkeinginan kembali karena mereka bercita-cita mati syahid dalam perjuangan.
Setelah tiga orang panglima Islam itu gugur, panji Rasul Allah saw. Diambil oleh Tsabit bin Aqrad. Ia berteriak: ”Hai kaum muslimin, pillihlah seorang panglima diantara kalian!”
Mereka menjawab : “Engkau....!”. Tidak jangan aku! “ jawab Tsabit.
Mereka lalu memilih Khalid bin Al-Walid. Tsabit tidak bersedia memimpin pasukan bukan karena dia takut mati, melainkan ia merasa ada orang yang lebih mampu dari dibanding dirinya.
Ia mengambil panji supaya tidak sampai ketangan musuh saja.
Khalid bin Al-Walid pegang panji Rasullah saw.
Setelah Khalid bin Al-Walid menerima panji Rasul Allah saw. Sebagai lambang pengangkatannya selaku panglima perang, ia segera melancarkan serangan untuk melepaskan pasukan muslimin dari posisi terjepit.
Perang telah berlangsung enam hari. Saat menjelang malam, kedua pasukan untuk Kembali ke pos masing-masing untuk istirahat dan Menyusun strategi baru untuk besok harinya.
Mengatur serangan untuk mencapai tujuan itu adalah tugas amat berat dan amat sulit, lebih-lebih karena Khalid ingin pasukan musuh jangan sampai mengetahui rencananya.
Dalam perang Mu`tah ini pedang patah ditangannya sebanyak sembilan buah.
Khalid bin Walid berunding dengan pasukannya.
“Sesungguhnya perang ini tidak akan berakhir dengan kemenangan”.
iya “ jawab pasukannya
”Kita telah membalaskan dendam untuk saudara kiita, dan telah melaksanakan perintah Nabi,” lanjut Khalid.
”Lalu apa pendapatmu sekarang”, tanya pasukannya.
”Pasukan akan kita Tarik mundur karena sesungguhnya orang Muslim adalah orang yang berakal, bukan orang yang sembrono”.
”Kita Tarik mundur dengan pasukan kita tapi tidak akan dikejar oleh musuh” kata Khalid.
”Kita membagi pasukan menjadi beberapa bagian. Pasukan Sayap Kanan, Pasukan Sayap Kiri. Pasukan sayap Depan dan Pasukan Sayap Belakang”.
Siasat Khalid ini dengan membuat bendera baru dengan warna baru dan menuliskan dengan kata Pasukan kata bertujuan agar pasukan musuh yakin ada tambahan pasukan baru dalam kaum Muslim.
Strategi Khalid bin Walid
“Pasukan yang berada di barisan belakang dipindah kebagian depan”.
“Yang berada diposisi sayap kiri, dipindah keposisi ke sayap Kanan”.
“Begitu juga sebaliknya pasukan sayap Depan dan ayap Belakang.”
Akhirnya Pasukan Musuh kaget. Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Pasukan Muslim 3.000 Lawan Pasukan Romawi & Nasrani Arab +/- 200.000 Orang
”Mereka mendapat bantuan pasukan dari Madinah. 3.000 pasukan saja mampu membantai dan memporak porandakan kekuatan kita. Bagaiman hal nya jika mereka mendapat bala bantuan ?” Kata mereka.
Ketakutan mulai menghantui mereka, tetapi mereka harus melanjutkan perang. Akibatnya, pertempuran dilakukan dengan rasa takut membayangi mereka.
Dalam usahanya itu Khalid menempuh siasat melancarkan serangan kecil-kecilan secara terpencar untuk merugikan kekuatan Rumawi, dan menghindarkan pasukan muslimin dari pertempuran frontal.
Dengan siasat tersebut ia berhasil menyelamatkan lebih banyak dari pasukannya, dan sekaligus menyelamatkan nama baik kaum muslimin, dalam peperangan mereka yang pertama melawan sebuah negara besar di dunia.
Suatu hal yang mengherankan ialah pasukan Rumawi sendiri tampak berat sekali menghadapi itu dan mengalami kerugian yang cukup besar. Bahkan ada beberapa regu dari pasukan mereka yang terpukul berat dan lari meninggalkan medan perang.
Setelah sedikit pertempuran kecil, Khalid bun Walid menarik mundur pasukannya. Namun musuh tidak berani maju karena kuatir ini hanya siasat.
Kedua pasukan saling menjaga jarak. Pasukan Romawi hanya mengintai karena mereka mengira bahwa bala bantuan kaum Muslimm telah sampai secara beruntun. Mereka juga menduka ini hanyalah siasat agar mereka masuk ke padang pasir sehingga tidak bisa melarikan diri (Fathul Bdiri.
Akhirnya Khalid merasa cukup dengan keberhasilannya itu dan dan berpendapat lebih baik menarik semua pasukannya dan kembali ke Madinah.
Pada Mu`tah ini, sebanyak dua belas orang Muslim, sahid sedangkan di piihak musuh tidak terhitung jumlahnya yang terbunuh sangat banyak. Berita perang ini disampaikan kepada Rasulullah saw,. Sehingga Khusus kepada Khalid bin Walid , beliau memberinya gelar : Pedang dari pedang-pedang Allah. (HR. Bukhari)
Hasil-hasil perang Mu`tah sama sekali tidak menentramkan parasaan kaum muslimin, karena kabilah-kabilah Arab yang ber-agama Nasrani di daerah utara memperoleh perlindungan pasukan Rumawi.
Sehingga mereka itu selamat dari tindakan pembalasan kaum muslimin atas pembunuhan yang mereka lakukan terhadap pembawa surat Rasul Allah saw., “Al-Harits bin Umair Al-Azdiy”.
Kaum muslimin bertekad hendak membuat kabilah-kabilah Arab Nasrani itu jera dan mengerti bahwa perutusan Islam itu tidak gampang dihina begitu rupa. Untuk itulah kaum muslimin mengarahkan kegiatan militernya ke medan perang baru yang cukup jauh.
TANGIS RASULULLAH SAW KETIKA PERANG MU`TAH
Rasulullah saw, tidak kut berperang. Namun selama di Madinah , beliau menjelaskan Perang Mu`tah Se akan-akan beliau berada dilokasi kejadian.
”Sesungguhnya Allah mengangkat bumi untuk ku, sehingga aku bisa melihat lokasi kejadian” Ujar Rasulullah saw.
Beliau mulai berkisah kepada kaum Muslim:
”Zaid bin Haritsah membawa panji perang. Aku melihatnya berperang, lalu pasukan musuh membunuhnya. Dia pun menjadi sahid. Sekarang aku melihatnya di surga” ujar Nabi saw.
”Ja`far bin Abi Talib mengambil Panji perang. Semua panah tertuju kepadanya. Lalu ia segera turun dari punggung kudanya dan berjalan kaki. Dia berperang dengan kedua kakinya, dengan keberaniannya yang sangat tinggi” kata Nabi saw.
”Seorang prajurit Romawi, kata melanjutkan: mendatangi Ja`far dan menyabetkan pedang ke tangan kanannya hingga putus. Panji Perang yang di bawanya terjatuh. Dia tidak peduli dengan tangannya, ia hanya memperhatikan panji perang. Dia mengambil panji perang dengan tangan kirinya” ungkap Rasulullah saw.
”Lalu datang prajurit Romawi yang lain langsung menebas tangan kirinya. Melihat panji perangnya jatuh, dia mengambil dengan dengan kedua lengannya yang tersisa. Dengan Panji Perang itu dia telah menjaga Islam, “ lanjut beliau.
”Setelah itu Rasulullah saw, menambahkan datang lagi seorang prajurit Romawi menusuk perut Ja`far dengan pedangnya. Akhirnya Ja`far roboh sebagai sahid. Sekarang aku melihat Ja`far berada di Surga. Dia terbang dengan dua sayap yang terbuat dari Yaqut,” ujar Rasulullah saw. Dengan berkaca-kaca.
Allah telah menggantikan kedua tangannya dengan sayap itu. Sekarang dia ber istirahat di surga dengan sesuka hatinya. Dia minum dari sungai surga dan makan dari buah surga,” ujar Rasulullah saw. Menutup ceritanya.
Para sahabat terharu mendengarnya. Mereka melihat Rasulullah saw, menangis. ”Tiba-tiba kedua matanya bercucuran air mata hingga jenggotnya basah karena air mata tersebut.” kata para sahabat.
Rasulullah saw, menangis karena Zaid bin Haritshah dan Ja`far bin abi Talib merupakan orang-orang yang paling dicintainya. Zaid berada dalah asuhan Nabi semenjak umur 8 tahun, Sedangka Ja`far adalah paman yang beliau muliakan.
Shallu `Alan nabi…
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
Bersambung bagian 134...
Sirah Nabawiyah: Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri