Jakarta, infoDKJ.com | Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Dewan Adat Bamus Betawi menggelar acara Ngobras (Ngobrol Santai Membahas Sejarah) bertajuk “Mencari Jejak Bang Pitung dan Hari Kebangkitan Nasional”, yang berlangsung di Prapanca Secret 08, Jalan Prapanca Raya No. 38 BCD, Jakarta Selatan, Selasa (20/5).
Acara yang dipandu oleh aktor dan komedian kawakan Kang Ronald Surapradja (Ronald Extravaganza) ini menghadirkan sejumlah tokoh budaya, seniman, dan narasumber penting. Hadir dalam forum tersebut Ketua Umum Dewan Adat Bamus Betawi Bang Eki Pitung, Sekretaris Jenderal H. Yudhie Moeljono, Wakil Ketua Umum Heikal Safar, Bang Bardata (putra dari mendiang tokoh Tanah Abang Bang Ucu Kambing), Bang Andi Mataram selaku tuan rumah, Irjen. Pol M. Zainul Muttaqien, Bang Nia Dicky Zulkarnaen, penulis Bang Hilman, kreator Bang Andi Bahtiar, sutradara senior Bang Aves, Ustadz Alvi dari komunitas Bikers Dakwah, serta Sanggar Seni Kembang Batavia.
Dalam pemaparannya, Bang Eki Pitung mengangkat pentingnya memaknai kembali semangat Harkitnas dalam konteks budaya lokal. Ia menjelaskan bahwa Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei bukan sekadar seremoni, tetapi momentum untuk memperkuat semangat kebangsaan — termasuk melalui peran komunitas adat dan budaya seperti Bamus Betawi.
Budaya Betawi sebagai Pilar Kebangkitan Nasional
Bang Eki juga menjelaskan peran strategis Dewan Adat Bamus Betawi dalam menjaga warisan budaya di tengah arus globalisasi. Organisasi ini berkomitmen melakukan revitalisasi budaya lokal seperti lenong, silat, kuliner, dan bahasa Betawi, serta menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda melalui seminar, pelatihan, hingga kegiatan sosial.
Bamus Betawi juga aktif menjembatani aspirasi masyarakat Betawi kepada pemerintah, termasuk dalam penyusunan kebijakan berbasis budaya. “Kami bukan hanya pelestari budaya, tapi juga agen perubahan sosial,” tegas Bang Eki.
Rencana Produksi Film “Si Pitung – Pahlawan Betawi”
Salah satu agenda besar yang dibahas dalam forum ini adalah rencana produksi film “Si Pitung – Pahlawan Betawi”. Film ini diinisiasi sebagai bentuk edukasi sekaligus promosi budaya Betawi melalui media populer.
Film bergenre drama aksi sejarah ini akan mengangkat kisah kepahlawanan Si Pitung — jagoan asli Rawa Belong yang dikenal sebagai pejuang keadilan rakyat kecil melawan ketidakadilan kolonial. Dengan gaya sinematik perpaduan klasik dan modern, film ini menargetkan generasi muda usia 13–45 tahun sebagai penonton utama.
Bang Eki menjelaskan, film ini akan menampilkan unsur budaya Betawi secara utuh: dari bahasa, silat, musik gambang kromong, hingga pakaian dan filosofi lokal. “Si Pitung bukan sekadar jagoan silat, ia adalah simbol perlawanan bermartabat,” ujarnya.
Tak hanya itu, produksi film ini juga akan melibatkan sineas muda, aktor lokal Betawi, serta mengadakan kompetisi terbuka seperti audisi, desain poster, dan penciptaan soundtrack oleh musisi muda. Penayangan direncanakan di bioskop lokal, sekolah-sekolah, hingga platform digital seperti YouTube dan Netflix lokal.
Jiwa Betawi di Tengah Jakarta Modern
Bang Eki Pitung yang dikenal sebagai pelestari budaya Betawi dan penghidup kembali legenda Si Pitung menegaskan bahwa perjuangan budaya adalah bentuk kebangkitan nasional masa kini. “Kalau dulu kita lawan penjajah dengan bambu runcing, sekarang kita lawan lupa diri dengan film, seni, dan pendidikan budaya,” katanya.
Dewan Adat Bamus Betawi berdiri sebagai benteng nilai-nilai lokal di tengah pesatnya modernisasi Jakarta. Melalui program-program edukatif, kolaborasi lintas sektor, dan produksi karya budaya seperti film Si Pitung, Bamus Betawi ingin menegaskan bahwa jati diri Jakarta tetap berpijak pada akar Betawi.
“Karena setiap zaman punya pahlawannya, dan Si Pitung adalah pengingat bahwa keberanian dan keadilan tak pernah lekang oleh waktu,” tutup Bang Eki.
(Yayang R)