infoDKJ.com | Jakarta Timur, 28 Juni 2025 — Hari kedua kegiatan Baitul Arqom Dasar yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Jakarta Barat berlangsung penuh semangat dan reflektif. Bertempat di Rusunawa UHAMKA, Jl. Tanah Merdeka No. 45, Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, para peserta mendapatkan pembekalan ideologis dari narasumber kedua, Ust. Abdurrahman Wahid, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) PWM DKI Jakarta, General Manager PT. Usaha Terpadu UHAMKA, dan Dosen di UHAMKA.
Ideologi Sebagai Ghirah Gerakan
Dalam pemaparannya yang bertajuk "Ideologi Muhammadiyah", Abdurrahman Wahid menekankan bahwa ideologi adalah ghirah—semangat mendalam yang mendorong seseorang untuk memperjuangkan kebenaran secara utuh dengan hati dan jiwa.
“Ideologi bukan hanya doktrin atau teori. Ia adalah nyawa gerakan, yang menggerakkan seluruh amal dan niat kita untuk mewujudkan Islam dalam kehidupan nyata,” tegasnya.
Muhammadiyah: Dakwah dan Tajdid yang Berakar pada Al-Qur'an dan Sunnah
Mengutip Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 4, 6, dan 7, Abdurrahman menjelaskan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan tajdid (pembaruan) yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tujuan utamanya adalah menegakkan Islam hingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Dalam prosesnya, Muhammadiyah tidak hanya mengandalkan wacana, tetapi juga bertindak melalui:
- Amal usaha,
- Program nyata, dan
- Kegiatan yang terstruktur di berbagai lini kehidupan.
Pilar Ideologi Muhammadiyah
Ust. Abdurrahman Wahid juga menjabarkan enam dokumen ideologis yang menjadi acuan dan fondasi gerakan Muhammadiyah, yaitu:
- Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM)
- Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM)
- Kepribadian Muhammadiyah (KM)
- Khittah Muhammadiyah
- Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM)
- Risalah Islam Berkemajuan (RIB)
Keenam dokumen tersebut, menurutnya, merupakan pedoman ideologis yang harus dipahami dan diamalkan setiap kader agar dapat menjaga konsistensi gerakan dan arah perjuangan Muhammadiyah di tengah dinamika zaman.
Kaderisasi Ideologis untuk Pemuda Muhammadiyah
Sesi ini menjadi bagian penting dalam membentuk pemahaman ideologis para peserta Baitul Arqom Dasar. Abdurrahman Wahid mengajak seluruh kader muda untuk tidak hanya aktif secara organisasi, tetapi juga kokoh dalam pemahaman ideologi.
“Tanpa pemahaman ideologis yang kuat, gerakan kita hanya akan menjadi rutinitas tanpa arah. Maka, internalisasi ideologi adalah kunci keberlangsungan dan kemurnian misi Muhammadiyah,” pungkasnya.
Dengan pembekalan ini, peserta diharapkan mampu menginternalisasi semangat ideologi Muhammadiyah dalam gerakan dakwahnya—baik dalam organisasi, profesi, maupun kehidupan sehari-hari.
(Tim Media PDPM Jakarta Barat)