infoDKJ.com | Jakarta Timur, 28 Juni 2025 — Baitul Arqom Dasar PDPM Jakarta Barat hari kedua di Rusunawa UHAMKA, Ciracas, Jakarta Timur, menghadirkan Ust. Abdul Halim Sani, S.Kesos. sebagai narasumber ketiga. Dalam paparannya yang bertajuk “Transformasi Gerakan Pemuda Negarawan”, dosen UHAMKA yang juga dikenal sebagai penggiat pendidikan kepemudaan itu menekankan pentingnya membentuk generasi muda Muhammadiyah yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berani tampil di ruang publik sebagai negarawan sejati.
Menjawab Tantangan Zaman
Mengawali materinya, Ust. Salim mengajak peserta menyadari kompleksitas realitas global saat ini, seperti geopolitik dunia yang memanas, disrupsi teknologi (AI vs manusia), ketimpangan sosial, serta maraknya materialisme dan radikalisme. Dalam konteks ini, ia menekankan bahwa Pemuda Muhammadiyah tidak boleh hanya menjadi penonton.
“Pemuda Muhammadiyah harus menjadi pelaku sejarah. Kuncinya adalah menjadi Negarawan Muda yang mampu berpikir strategis, bertindak etis, dan memimpin dengan visi kemajuan,” ujarnya.
Pilar dan Parameter Pemuda Negarawan
Ust. Salim memaparkan empat pilar gerakan Pemuda Negarawan:
- Gerakan Islam Berkemajuan
- Gerakan Kewirausahaan dan Sosial
- Gerakan Ilmu dan Intelektual
- Gerakan Politik Kebangsaan
Ia kemudian memperkenalkan tiga parameter utama pemuda negarawan:
- Etikabilitas: kemampuan bertindak dengan kesadaran etis,
- Intelektualitas: kecakapan berpikir kritis dan solutif,
- Elektabilitas: kredibilitas dan daya tarik untuk memimpin opini publik.
“Jangan takut bicara soal elektabilitas. Ruang publik demokrasi harus diisi oleh pemuda-pemuda yang punya integritas dan rekam jejak,” tegasnya.
Rebut Ruang Publik, Rawat Demokrasi
Mengutip pemikiran Hannah Arendt dalam The Human Condition (1958), Ust. Salim menjelaskan bahwa politik adalah aktivitas publik yang bermakna jika mampu berdampak pada perubahan sosial. Ia menegaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah harus merebut ruang publik sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masa depan demokrasi Indonesia.
“Negara ini butuh pemuda yang tidak hanya aktif di masjid, tapi juga di parlemen, kampus, startup, dan komunitas. Itulah bentuk nyata tauhid, ilmu, dan siyasah dalam kehidupan,” ujarnya disambut antusias peserta.
Agenda Strategis Pemuda Muhammadiyah
Dalam pemaparannya, Ust. Salim juga memetakan agenda strategis yang perlu diperkuat Pemuda Muhammadiyah ke depan:
- Peningkatan kualitas politik dan kepemimpinan
- Kemandirian ekonomi melalui wirausaha sosial
- Penguatan praktik beragama yang moderat dan progresif
- Internalisasi nilai-nilai Pancasila
- Penguasaan teknologi digital dan literasi media
- Pemberdayaan pemuda berbasis komunitas
Agenda-agenda tersebut, menurutnya, hanya bisa terwujud lewat pendidikan, pelatihan, dan kaderisasi yang sistematis dan berkesinambungan.
Penutup: Tauhid, Ilmu, dan Siyasah
Menutup sesinya, Ust. Salim mengajak seluruh peserta untuk menjadikan tauhid yang murni, ilmu yang tinggi, dan politik yang bijak sebagai fondasi pribadi mereka. “Itulah identitas Pemuda Negarawan Muhammadiyah dalam mewujudkan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” pungkasnya.
(Tim Media PDPM Jakarta Barat)