infoDKJ.com | Jakarta Timur, 28 Juni 2025 — Hari kedua pelaksanaan Baitul Arqom Dasar Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Jakarta Barat berlangsung penuh semangat dan refleksi kebangsaan. Bertempat di Rusunawa UHAMKA, Ciracas, Jakarta Timur, kegiatan ini menghadirkan Zulfahmi Yasir Yunan, S.Sos.I., M.IP., Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DKI Jakarta, sebagai narasumber utama dalam sesi bertajuk “Sejarah dan Paradigma Gerakan Pemuda Muhammadiyah”.
Dalam paparannya, Zulfahmi menegaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah bukan sekadar organisasi, tetapi merupakan wadah kaderisasi strategis yang melahirkan pemimpin umat dan bangsa. Ia menjelaskan secara kronologis sejarah Pemuda Muhammadiyah serta menegaskan tujuan utamanya: menghimpun, membina, dan menggerakkan potensi pemuda Islam untuk menjadi kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa.
“Menjadi kader persyarikatan artinya memahami dan mengamalkan nilai-nilai Muhammadiyah secara utuh. Menjadi kader umat berarti hadir untuk membela dan memperjuangkan kepentingan umat Islam. Sementara kader bangsa adalah mereka yang berkontribusi membangun negeri ini dengan akhlak, ilmu, dan kerja nyata,” tegas Zulfahmi.
FGD: Pemuda Bicara Solusi Sosial
Menariknya, sesi ini juga dilanjutkan dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan seluruh peserta Baitul Arqom Dasar. Peserta secara aktif membahas berbagai permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat Jakarta Barat, seperti kemiskinan, pengangguran pemuda, hingga tantangan dakwah digital. Masing-masing kelompok kemudian mempresentasikan solusi yang bersifat aplikatif dan kontekstual sesuai kondisi lingkungan mereka.
Zulfahmi mengapresiasi inisiatif tersebut. “Inilah wajah pemuda negarawan yang kita harapkan. Bukan hanya mampu membaca realitas sosial, tapi juga berani merumuskan solusi. Pemuda Muhammadiyah harus mampu tampil sebagai pelopor dan problem solver,” ujarnya.
Harapan: Kader Muda yang Aktif, Kritis, dan Solutif
Melalui materi ini, Zulfahmi berharap kegiatan Baitul Arqom Dasar dapat melahirkan kader-kader muda Muhammadiyah yang:
- Berakhlak mulia dan berintegritas,
- Kritis terhadap persoalan masyarakat,
- Aktif dalam dakwah dan pemberdayaan sosial,
- Siap berkontribusi dalam gerakan umat dan pembangunan bangsa.
“Pemuda Muhammadiyah adalah masa depan umat dan bangsa. Mari kita isi ruang-ruang sosial, ruang dakwah, dan ruang publik dengan kerja nyata dan gagasan pencerahan,” tutupnya.
Dengan semangat kebersamaan dan semangat tajdid, Baitul Arqom Dasar hari kedua ini meneguhkan kembali identitas dan arah gerakan Pemuda Muhammadiyah sebagai motor perubahan yang berakar kuat pada nilai-nilai Islam berkemajuan.
(Tim Media PDPM Jakarta Barat)