Surabaya, infoDKJ.com | Suasana hangat dan penuh semangat kolaboratif menyelimuti kegiatan audiensi antara Wali Kota Surabaya, Dr. Eri Cahyadi, ST., MT., dan perwakilan masyarakat Madura yang tergabung dalam Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI). Pertemuan berlangsung di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Jalan Walikota Mustajab No. 59, Kecamatan Genteng, sejak pukul 18.30 hingga 20.40 WIB.
Audiensi tersebut dihadiri oleh sekitar 30 tokoh masyarakat Madura, dipimpin oleh H. Rasyid, Ketua FSMI sekaligus Ketua Ikatan Persatuan Putra Madura (IPPAMA) Surabaya. Turut mendampingi Wali Kota sejumlah pejabat Pemkot Surabaya, antara lain Pj. Sekda Rahmad Basari, SE., MM., CGCAE, Asisten Pemerintahan dan Kesra Muhamad Fikser, AP., MM., serta unsur TNI/Polri yang hadir untuk memastikan kondusivitas acara.
Penataan Parkir untuk Kenyamanan dan PAD
Dalam sambutannya, Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan bahwa penataan lahan parkir toko modern bukanlah upaya diskriminatif, melainkan langkah strategis untuk mewujudkan keteraturan kota, kenyamanan masyarakat, dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kita ingin Surabaya menjadi kota yang nyaman dan tertib. Penataan parkir ini bukan hanya untuk pemasukan daerah, tetapi juga demi kesejahteraan para juru parkir. Toko modern harus tunduk pada aturan, dan juru parkir harus memberikan rasa aman,” tegas Eri.
Ia menambahkan, toko modern tetap dapat menyediakan parkir gratis atau bekerja sama dengan juru parkir resmi di bawah naungan Paguyuban Juru Parkir Kota Surabaya.
Dukungan dari Komunitas dan Tokoh Masyarakat Madura
Ketua Paguyuban Juru Parkir Kota Surabaya, H. Izul, menyambut baik langkah Pemkot. Ia menyatakan kesiapannya untuk mendukung pengelolaan parkir yang lebih profesional dan transparan.
“Kami siap berkontribusi untuk meningkatkan PAD sekaligus menjamin keamanan kendaraan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Baihaki Akbar, SE., SH., Ketua Umum Aliansi Madura Indonesia (AMI), turut menyatakan dukungan atas kebijakan Pemkot. Namun, ia mengingatkan pentingnya menjaga narasi publik agar tidak menimbulkan stigma terhadap suku atau kelompok tertentu.
“Kami mendukung program pemerintah, tapi mohon agar ke depan lebih berhati-hati dalam menyampaikan narasi publik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman antar kelompok,” katanya.
Kesepakatan Strategis dan Pembatalan Aksi Unjuk Rasa
Audiensi ini menghasilkan beberapa kesepakatan penting:
- Pemkot Surabaya akan tetap melanjutkan program penataan dan penertiban parkir di toko modern dan restoran.
- FSMI dan pengelola parkir menyatakan dukungan penuh terhadap upaya peningkatan PAD dan kesejahteraan juru parkir.
- Pemkot tengah merancang sistem parkir berbasis pascabayar atau prabayar yang akan diterapkan di seluruh toko modern dan restoran.
- Pemkot akan segera mengundang para pengusaha toko modern untuk sosialisasi sistem baru. Bila tidak dipatuhi, sanksi tegas termasuk penyegelan akan diberlakukan.
Sebagai hasil dari dialog konstruktif ini, FSMI menyatakan membatalkan rencana aksi unjuk rasa yang semula dijadwalkan pada Senin, 16 Juni 2025 di Balai Kota Surabaya. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Baihaki Akbar yang menegaskan bahwa FSMI kini memahami maksud kebijakan Pemkot dan siap ikut mengawal implementasinya secara adil dan transparan.
Dialog Sejuk, Solusi Konkret
Pertemuan yang berlangsung lebih dari dua jam ini menjadi contoh nyata pentingnya dialog antara pemerintah dan masyarakat dalam menyelesaikan perbedaan secara damai dan bermartabat. Dengan musyawarah, segala tantangan dapat dicarikan jalan tengah demi kepentingan bersama.
Acara berlangsung aman, tertib, dan penuh semangat kebersamaan. Diharapkan, hasil audiensi ini menjadi titik awal kolaborasi jangka panjang antara Pemerintah Kota Surabaya dan masyarakat Madura, dalam mewujudkan Surabaya yang lebih inklusif, tertib, dan sejahtera. (AMI)