Jakarta, infoDKJ.com | Selasa, 10 Juni 2025
PERIODE MADINAH
KISAH RASULULLAH ﷺ
“Setelah Pasukan Romawi Akhirnya Mundur”
Rasulullah ﷺ berangkat ke Tabuk pada bulan Rajab dan tiba pada bulan Ramadan. Ini merupakan peperangan terakhir bagi beliau ﷺ.
Lalu Rasulullah ﷺ memasuki Masjid Nabawi dan melakukan shalat dua rakaat. Kemudian beliau duduk bersama jamaah yang ada di masjid.
Apa yang kemudian terjadi pada orang yang meninggalkan perang?
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
Allohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad
Orang-orang Romawi tahu bahwa pasukan Islam berdiam di Tabuk. Semangat kaum Muslim yang sangat berani mati, ini dibuktikan dengan mengarungi perjalanan jauh dengan cuaca panas yang sangat ekstrem, menyengat dan membakar kulit, berhasil mereka lalui.
Hal ini membuat semangat bangsa Romawi luntur dan pendapat mereka terpecah belah: Mundur atau Maju.
Tidak akan ada satu pun kekuatan yang mampu menahan pasukan setangguh itu. Dihantui rasa takut, pasukan Romawi yang tersohor itu pun bergerak mundur sebelum lawannya terlihat. Mereka berpencar dan kembali ke daerah masing-masing.
Ukaidar Dumatul Jandal
Penduduk suatu daerah yang tunduk kepada pemerintah Muslim namun tetap mempertahankan agama mereka, wajib membawa jizyah berupa sejumlah uang.
Dengan demikian pasukan Muslim akan datang membela apabila suatu saat musuh menyerang daerah itu.
Namun demikian, tidak begitu dengan Ukaidar bin Abdul Malik Al-Kindi, orang Nasrani yang memimpin penduduk Dumatul Jandal, malah meminta bantuan pasukan Romawi untuk melawan tentara Muslim.
Maka, Rasulullah ﷺ memerintahkan Khalid bin Walid beserta 500 pasukan berkuda untuk melawannya. Beliau bersabda padanya, “Engkau akan menemukan dia (Ukaidar) sedang memburu sapi.”
Khalid bin Walid dan pasukannya pergi ke sana. Setelah benteng Ukaidar terlihat oleh mata, ada sekumpulan sapi yang menggaruk-garukkan tanduknya ke pintu benteng tersebut, hingga pintu benteng terbuka dan sapi-sapi yang ada di dalamnya keluar. Ukaidar memburu sapi-sapi tersebut.
Dengan diam-diam tapi sangat cepat Khalid bin Walid menyerangnya, dan dia berhasil menawan Ukaidar yang tengah berburu sapi tersebut. Ia kemudian membawanya ke hadapan Rasulullah ﷺ, dan Nabi menjamin keamanan diri Ukhaidar, serta menyetujui perjanjian yang berlaku untuk penduduk Dumah, Tabuk, Ailah, dan Taima.
Ukhaidar bersedia membayar:
- 2.000 unta
- 800 kambing
- 400 wasaq gandum
- 400 baju besi
Ukaidar pun masuk Islam di hadapan Rasulullah ﷺ dan menjadi sekutu kaum Muslimin.
Keperkasaan pasukan Muslim bersumber dari rasa percaya kepada Allah. Siapa saja yang percaya kepada Allah, maka dia tidak akan merasa takut mengarungi lautan kehidupan.
Dia tidak percaya bahwa akan ada kekuatan di alam ini yang sanggup merintanginya kalau tidak diizinkan oleh Allah. Dia tidak percaya bahwa dia akan ditimpa bahaya, kalau tidak telah tertulis lebih dahulu dalam ilmu Allah. Dia selalu berbaik sangka kepada Allah.
Tiba di Madinah
Dua puluh hari lamanya Rasulullah ﷺ tinggal di Tabuk. Setelah itu beliau ﷺ pulang bersama ribuan pasukan Muslim. Mereka berhasil meraih kemenangan tanpa mengalami serangan sedikit pun.
Saat Kembali, pasukan Muslim melewati pusat lembah, sementara Rasulullah ﷺ melalui jalan Aqabah di atas bukit. Beliau hanya ditemani Ammar yang memegang tali kekang kudanya, dan Hudzaifah bin Yaman mengiringinya.
Namun bahaya sebenarnya belum berakhir, khususnya bagi Rasulullah ﷺ sendiri.
12 Orang Munafik
Saat itu dalam perjalanan pulang, ada 12 orang munafik yang mengintai dari belakang ingin membunuh Rasulullah ﷺ dengan licik. Mereka ikut bersama pasukan Muslim dan datang dengan mengendap-endap.
Mereka berniat membunuh Rasulullah ﷺ. Ini adalah kesempatan baik yang telah lama mereka tunggu sejak keberangkatan. Ketika itu pasukan Muslim justru sedang berada di lembah jauh di bawah mereka.
Jarak mereka telah sangat dekat dengan Rasulullah ﷺ. Tiba-tiba terdengar suara gaduh yang membuat Rasulullah ﷺ kaget.
Beliau segera melihat ke belakang dan terperanjat melihat ada orang-orang munafik. Mereka lalu menutupi wajah mereka dengan kain agar Rasulullah ﷺ tidak mengetahui siapa mereka.
Rasulullah ﷺ menyuruh Hudzaifah agar memukul unta mereka dengan tongkat yang dibawanya. Karena jaraknya sudah bisa menjangkau unta-unta munafik tersebut, maka dengan pukulan tongkat itu mereka semakin ketakutan hingga lari menghindar.
Orang-orang munafik yang terkejut itu melarikan diri. Rasulullah ﷺ memerintahkan Hudzaifah untuk mengejar.
Pengejaran itu hampir berhasil karena Hudzaifah memacu untanya dengan cepat, namun orang-orang itu berhasil berbaur di tengah pasukan Muslim sehingga tidak terlihat lagi.
Walaupun mereka berusaha menutupi wajah, Hudzaifah berhasil mengetahui nama-nama mereka dan memberitahukannya hanya kepada Rasulullah ﷺ saja. Sejak itu Hudzaifah dijuluki “Shahibu Sirri Rasulullah ﷺ” (orang yang tahu rahasia Rasulullah ﷺ).
Pasukan Muslim terus berjalan menuju Madinah.
Ketika kota Madinah telah mulai terlihat dari kejauhan, di mana samar-samar nampak sebuah gundukan gunung, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Itu adalah Gunung Uhud, ia mencintai kami dan kami pun mencintainya.”
Akhirnya orang-orang di Madinah mendengar kedatangan pasukan dari kejauhan. Maka para wanita dan anak-anak keluar rumah untuk menyongsong pasukan dengan gembira menyambut kedatangan mereka.
Mereka mengucapkan syair seperti yang dulu pernah dikumandangkan ketika Rasulullah ﷺ berhijrah dan tiba di Madinah.
Rasulullah ﷺ berangkat ke Tabuk pada bulan Rajab dan tiba pada bulan Ramadan. Ini merupakan peperangan terakhir bagi beliau ﷺ.
Lalu Rasulullah ﷺ memasuki Masjid Nabawi dan melakukan shalat dua rakaat. Kemudian beliau duduk bersama jamaah yang ada di masjid.
Apa yang kemudian terjadi pada orang yang meninggalkan perang?
Shallu ‘alan Nabi…
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
Bersambung ke bagian 147...
Sirah Nabawiyah: Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri