Jakarta, infoDKJ.com | Kamis, 26 Juni 2025
PERIODE MADINAH
KISAH RASULULLAH ﷺ
KAFAN DAN PERSEMAYAMAN TUBUH MULIA KE PEMBARINGAN TERAKHIR
Rasulullah ﷺ wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H atau 8 Juni 632 M
RASULULLAH ﷺ DIMANDIKAN
"Tidaklah seorang nabi diambil nyawanya kecuali di tempat itulah ia disemayamkan."
(HR. Tirmidzi)
Keseluruhan prosesi ini berlangsung sepanjang hari Selasa hingga malam Rabu.
Jasad Rasulullah ﷺ dikubur di kamar Aisyah.
"Kami tidak menyadari akan pemakamannya, kecuali setelah kami mendengar suara cangkul menggali tanah di tengah malam, yakni malam Rabu." (HR. Aisyah)
Episode 160 dari 162
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد
Allohumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad
JASAD RASULULLAH ﷺ DIMANDIKAN
Setelah Rasulullah ﷺ wafat, timbul perbedaan pendapat di kalangan para sahabat mengenai siapa yang akan menjadi khalifah, sebelum proses pengafanan dilakukan.
Jasad Rasulullah ﷺ terbujur di pojok kamar, berselimut kain. Aisyah duduk lemah di sudut ruangan, duka mendalam menyelimuti. Para istri Nabi lainnya pun tak kuasa menahan tangis. Mereka telah kehilangan sosok suami yang penuh cinta dan kasih.
Matahari telah tergelincir.
Kegelapan malam Selasa menyelimuti Madinah. Langit berduka, malam merambat. Tak terasa, pagi pun menjelang. Hari itu, jasad Rasulullah ﷺ harus dimandikan.
Sementara itu, kaum Muhajirin dan Anshar berkumpul di halaman rumah Bani Sa’adah dan akhirnya sepakat menunjuk Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah Rasulullah ﷺ. Proses diskusi ini berlangsung hingga petang Senin dan masuk malam Selasa, sehingga pemakaman tertunda.
Pagi Selasa, para sahabat mulai bersiap memandikan Rasulullah ﷺ.
Mereka yang mendapat kehormatan memandikan jasad beliau adalah:
- Abbas bin Abdul Muthalib
- Ali bin Abi Thalib
- Fadhl dan Qatsam (anak Abbas)
- Syaqran (hamba Rasulullah ﷺ)
- Usamah bin Zaid
- Aus bin Khawli
Abbas, Fadhl, dan Qatsam bertugas membalikkan tubuh Rasulullah ﷺ. Usamah dan Syaqran menyiramkan air. Ali menggosok tubuh Nabi, dan Aus menyandarkan jasad ke dadanya.
Kain Rasulullah ﷺ tidak dibuka.
Air membasahi tubuh beliau. Kulitnya bersih, giginya berjajar rapi dan putih, aroma harum tercium dari mulutnya.
Ali memijat perut Rasulullah ﷺ, namun tidak ada satu pun kotoran yang keluar. Hanya wangi semerbak yang tercium.
Air dari sumur al-Gharas milik Sa'ad bin Khaitsamah digunakan untuk memandikan beliau—sumur yang sering menjadi sumber air minum Rasulullah ﷺ semasa hidupnya. Proses dilakukan sebanyak tiga kali dengan daun bidara.
Setelah selesai dimandikan, tubuh beliau dikeringkan dan dikafani dengan tiga lembar kain putih tenunan halus dari Yaman. Dengan penuh kehati-hatian, jasad Rasulullah ﷺ dibungkus hingga seluruh tubuh tertutup sempurna.
Rasulullah ﷺ Dishalatkan
Jasad beliau diletakkan di atas pembaringan. Rumah Aisyah dipenuhi para sahabat yang ingin menshalatkannya.
Shalat jenazah dilakukan tanpa imam, secara bergantian.
Pertama keluarga Nabi, lalu Muhajirin, Anshar, kaum laki-laki, perempuan, dan terakhir anak-anak serta remaja.
(Muwatha Malik, Kitab al-Janaiz)
Rasulullah ﷺ Dikuburkan
Malam tiba. Perbedaan pendapat muncul terkait tempat pemakaman. Abu Bakar berkata:
"Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Tidaklah seorang nabi diambil nyawanya kecuali di tempat itulah ia disemayamkan.’" (HR. Tirmidzi)
Tempat tidur Rasulullah ﷺ diangkat, dan tanah di bawahnya digali. Maka Rasulullah ﷺ dimakamkan di kamar Aisyah.
Proses penguburan dilakukan hingga malam Rabu.
Kata Aisyah:
"Kami tidak menyadari pemakamannya kecuali setelah mendengar suara cangkul menggali tanah di tengah malam."
Yang menurunkan jenazah ke liang lahat:
- Ali bin Abi Thalib
- Fadhl bin Abbas
- Qatsam bin Abbas
Air mata menetes.
Tangisan pecah dari para pelayat yang menyaksikan jasad Rasulullah ﷺ diturunkan ke liang lahat.
Tanah demi tanah menutup tubuh suci beliau.
Hujan tangis mengguyur Madinah.
Langit malam pun seolah berkabung.
"Berakhir sudah kisah agung seorang manusia mulia yang menghabiskan hidupnya menegakkan Islam."
"Manusia pilihan yang tak kenal lelah menyebarkan risalah."
"Malam terasa panjang, mata tak mampu terpejam."
"Kenangan tentang beliau memenuhi relung hati para sahabat."
Kami tak dapat melupakanmu.
Kami akan terus mengenangmu.
Kami akan selalu mengingatmu.
Selamat jalan wahai kekasih Allah.
Kami rindu kepadamu.
Muhammad ﷺ, Nabi yang Terakhir
Nabi Muhammad ﷺ adalah penutup para nabi. Tidak akan ada lagi nabi setelah beliau. Ini adalah akidah umat Islam dan kesepakatan ijma’.
Hadits Nabi ﷺ:
"Aku dan para nabi sebelumku ibarat satu bangunan. Semuanya telah sempurna, kecuali satu batu bata. Maka akulah batu bata itu dan aku adalah penutup para nabi."
Semua nabi membawa dua asas penting:
- Aqidah dan kepercayaan
- Hukum dan akhlak
Dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad ﷺ, dakwah mereka sama: menyeru pada tauhid, hari akhir, dan hidup yang lurus.
"Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang diwasiatkan-Nya kepada Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan juga yang diwahyukan kepadamu, (Muhammad): Tegakkanlah agama dan jangan berpecah-belah dalam urusan itu."
(QS. Asy-Syura: 13)
Shallu 'alan Nabi...
BERSAMBUNG ke Episode 161 dari 162
Sirah Nabawiyah: Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri