ISTANBUL, infoDKJ.com | Tepat 14 tahun lalu, pada Senin dini hari, 31 Mei 2010, dunia dikejutkan oleh serangan brutal pasukan militer Israel terhadap kapal kemanusiaan Mavi Marmara di perairan internasional Laut Mediterania. Kapal tersebut merupakan bagian dari armada Freedom Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza, Palestina, yang saat itu tengah menghadapi blokade ketat.
Mavi Marmara bertolak dari Istanbul, Turki, membawa ratusan relawan dari berbagai negara dengan misi kemanusiaan. Namun, sebelum berhasil mencapai Gaza, kapal ini diserang oleh pasukan komando Israel saat waktu subuh. Serangan mendadak tersebut menyebabkan jatuhnya banyak korban, termasuk relawan yang meninggal dunia.
Peristiwa ini menjadi sorotan dunia internasional dan memicu kecaman luas terhadap tindakan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia. Para relawan di atas kapal tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga semangat solidaritas dan perjuangan kemanusiaan lintas bangsa.
Hari ini, 31 Mei 2025, berbagai kalangan mengenang kembali tragedi tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap keberanian para relawan Mavi Marmara. Mereka yang gugur dalam peristiwa itu dikenang sebagai syuhada kemanusiaan yang mengorbankan nyawa demi membela hak hidup rakyat Gaza.
"Semoga para relawan yang gugur dalam misi suci ini mendapat pahala jihad dan syahid di sisi Allah SWT," ujar salah satu netizen dalam unggahan peringatan yang tersebar di media sosial.
Peristiwa Mavi Marmara tidak hanya menjadi bagian penting dalam sejarah solidaritas kemanusiaan untuk Palestina, tetapi juga pengingat bahwa perjuangan untuk keadilan masih terus berlangsung.
Editor: Adang