JAKARTA BARAT, infoDKJ.com | Suasana berbeda terasa di RPTRA Kalijodo, Rabu (11/6/2025) pagi itu. Puluhan warga dari berbagai latar belakang – LMK, FKDM, kader PKK, hingga tokoh masyarakat – tampak antusias mengikuti pelatihan penanggulangan kebakaran yang digelar oleh Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Barat, Sektor IV Tambora.
Mereka bukan sekadar peserta biasa. Mereka adalah calon Relawan Pemadam Kebakaran atau Redkar, pasukan sukarela yang disiapkan menjadi garda terdepan dalam menangani kebakaran di lingkungannya.
“Kita butuh orang-orang yang tahu apa yang harus dilakukan dalam detik-detik awal kebakaran. Itulah peran Redkar,” ujar Joko Susilo, SE., MA, Kepala Sektor IV Damkar Tambora yang memimpin jalannya kegiatan.
Melatih Warga Menjadi Penolong Pertama
Pelatihan ini tidak main-main. Para peserta dikenalkan dengan berbagai materi praktis, mulai dari bahaya korsleting listrik, penanganan kebocoran gas, hingga cara memadamkan api menggunakan karung basah dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Diki Erwanto, SE, Kasatgas Damkar Kelurahan Angke, menyebutkan bahwa ini adalah pelatihan kedua yang dilaksanakan untuk Redkar di wilayah tersebut.
“Sudah 21 orang yang kita latih. Harapan saya sederhana, angka kebakaran di Kelurahan Angke, bahkan di Tambora, bisa ditekan hingga nol,” kata Diki penuh optimisme.
Dapat Dukungan dari Lurah
Lurah Kelurahan Angke, Firmansyah, SE., MM, memberikan apresiasinya. Ia meyakini kehadiran Redkar bisa menjadi solusi cepat saat kejadian darurat kebakaran terjadi di pemukiman padat.
“Redkar ini akan sangat membantu di lapangan. Kalau ada kejadian, mereka bisa jadi yang pertama bergerak, sebelum petugas tiba,” ujar Firmansyah usai memberikan sambutan.
Ia juga menyatakan komitmennya untuk mendukung keberadaan Redkar secara formal, agar mereka bisa bekerja dengan status yang jelas di tengah masyarakat.
Bukan Sekadar Simbolik
Kegiatan ini dihadiri juga oleh sejumlah tokoh penting dari Kelurahan Angke, seperti Rosinta (Kasie Pemerintahan), Fahmi Alkadri (Kasie Ekbang), Pelda Mi'an (Babinsa), dan para pengurus wilayah setempat. Kebersamaan ini menjadi bukti nyata bahwa penanggulangan kebakaran tidak bisa hanya dibebankan pada petugas Damkar, tapi butuh kolaborasi warga.
Seorang peserta, ibu rumah tangga bernama Tati (45), mengaku senang bisa ikut serta. “Saya jadi tahu cara padamkan api dari kompor. Biasanya panik, sekarang bisa lebih tenang,” ujarnya sambil memegang brosur panduan.
Dengan semangat gotong royong dan pelatihan berkelanjutan, warga Angke kini bukan lagi penonton saat kebakaran terjadi. Mereka siap menjadi penolong pertama – menjaga keluarga, tetangga, dan lingkungan dari ancaman si jago merah.
Reporter: Supriyadi (Pray)