Jakarta, infoDKJ.com | Selasa, 9 Juli 2025
Di dunia spionase modern yang dipenuhi drone, satelit, dan senjata siber, terkadang senjata paling berbahaya... adalah seorang wanita.
Dialah Kathrine Pérez Sheked — agen Mossad yang mengguncang Iran dari dalam. Lahir di Prancis, dibesarkan dalam bayang-bayang geopolitik, dilatih oleh badan intelijen terbaik Israel, dan dikirim menjalankan salah satu misi paling berani dalam sejarah modern.
Awal Misi: Masuk ke Jantung Musuh
Dua tahun lalu, Mossad meluncurkan sebuah operasi rahasia bertajuk “Misi Iran.” Tujuannya: menyusup ke lingkaran dalam elite militer dan nuklir Iran. Dibutuhkan sosok luar biasa — bukan hanya mata-mata, tapi seseorang yang mampu memikat, menipu, dan menghilang tanpa jejak. Sosok itu adalah Kathrine.
Setelah pelatihan intensif, ia dikirim masuk ke Iran dengan identitas palsu sebagai wanita Eropa spiritual yang telah “menemukan kedamaian” dalam Islam Syiah. Ia mengadopsi bahasa, kebiasaan lokal, dan mengikuti ritual keagamaan — menyempurnakan penyamarannya hingga tak ada celah sedikit pun.
Membangun Jaringan dari Ruang Keluarga
Langkah awalnya dimulai secara halus: menjalin hubungan dengan para istri perwira militer Iran. Dengan keramahan, kecerdasan, dan pesona alami, ia berhasil membangun kepercayaan. Dari sekadar undangan minum teh, ia diundang ke dalam lingkaran pertemanan, lalu ke ruang-ruang keluarga paling pribadi.
Di balik senyuman dan percakapan ringan, Kathrine bekerja. Ia menghafal denah rumah, mencatat jadwal pribadi, dan merekam dokumen penting. Sementara aparat keamanan Iran sibuk memindai perangkat elektronik, Kathrine bergerak diam-diam — menjadi mata dan telinga Mossad.
Malam Penentuan: 12 Juni 2025
Semua informasi yang ia kumpulkan berujung pada malam yang mengguncang Timur Tengah.
Pada 12 Juni 2025, Israel melancarkan serangan udara mendadak yang menghantam berbagai lokasi strategis di Iran: pangkalan militer, bunker rahasia, hingga pusat penelitian nuklir. Serangan itu bukan sembarangan — setiap target dipilih dengan presisi, dan setiap serangan mematikan.
Korban Strategis: Hantaman Tanpa Peringatan
Di antara korban tewas:
- 8 jenderal militer papan atas
- 7 ilmuwan senior program nuklir
- 3 kepala intelijen tingkat tinggi
Ironisnya, mereka semua pernah menyambut Kathrine ke rumah mereka — tanpa pernah menyadari bahwa mereka telah membuka pintu bagi kehancuran.
Iran pun terkejut. Dalam hitungan jam, kepemimpinan strategis mereka lumpuh. Ketika dinas keamanan mulai menyelidiki kebocoran, jawabannya muncul bukan dari teknologi — melainkan dari foto-foto keluarga. Di antara dokumentasi lama, tampak wajah asing yang tersenyum hangat: Kathrine.
Hilang Sebelum Tertangkap
Namun saat identitasnya terbongkar, dia telah menghilang. Poster wajahnya menyebar di seluruh Teheran. Namanya dibisikkan dalam lingkaran militer seperti legenda urban. Beberapa percaya dia melarikan diri lewat jalur pegunungan. Yang lain meyakini Mossad mengevakuasinya lewat penyamaran berlapis dan rute diplomatik rahasia.
Apa pun kebenarannya, satu hal jelas:
Kathrine Pérez Sheked mengubah wajah perang intelijen.
Tanpa peluru, tanpa senjata berat — hanya dengan kecantikan, kecerdasan, dan keberanian — ia berhasil menghancurkan sistem pertahanan musuh dari dalam.
Iran menyebutnya “pelanggaran intelijen manusia paling menghancurkan dalam sejarah mereka.”
Dan dunia? Dunia tak akan pernah melupakan wanita yang masuk ke Iran… dan meninggalkannya dalam puing-puing rahasia.
Editor: Adang