Jakarta, infoDKJ.com | Selasa, 26 Agustus 2025
Oleh: Ahmad Hariyansyah
Dalam kehidupan, setiap manusia memiliki peran dan kadar kemampuan yang berbeda. Ada yang diberi rezeki berlimpah, ada yang hidup sederhana, dan ada pula yang serba pas-pasan. Sebagai seorang beriman, tentu kita ingin beribadah dan beramal sebanyak mungkin. Namun, kemampuan dan keadaan sering kali menjadi pembatas.
Keinginan untuk beramal besar adalah hal yang mulia. Tetapi, jangan sampai memaksakan diri hingga memberatkan dan menimbulkan masalah. Islam mengajarkan prinsip “beramal sesuai kemampuan”, bukan karena gengsi atau pandangan manusia. Allah Ta’ala berfirman:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(QS. Al-Baqarah: 286)
Ayat ini mengingatkan bahwa Allah tidak memaksa hamba-Nya beribadah melebihi kapasitasnya. Namun, prinsip ini jangan dijadikan alasan untuk bermalas-malasan atau menahan diri dari beramal. Sebab, Allah Maha Mengetahui siapa yang benar-benar terbatas kemampuannya dan siapa yang berpura-pura tidak mampu.
Ikhlas Membesarkan Amal yang Kecil
Amal yang sedikit, tetapi dilakukan dengan ikhlas, lebih bernilai daripada amal besar yang disertai riya atau paksaan. Rasulullah ﷺ bersabda:
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Lindungilah diri kalian dari api neraka, walau hanya dengan (bersedekah) separuh buah kurma.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa kecilnya suatu amal di mata manusia tidak mengurangi nilainya di sisi Allah, selama diniatkan dengan tulus. Bahkan setengah kurma sekalipun bisa menjadi penyelamat jika diberikan dengan hati yang ikhlas.
Amal Jariyah Bukan Soal Jumlah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.”
(HR. Muslim)
Sedekah jariyah tidak harus berupa masjid megah atau wakaf tanah yang luas. Memberikan mushaf Al-Qur’an, menanam pohon yang bermanfaat, atau membagikan ilmu yang berguna juga termasuk amal jariyah yang pahalanya terus mengalir.
Penutup
Amal jariyah tidak diukur dari besar kecilnya materi yang diberikan, tetapi dari keikhlasan hati dan niat yang lurus. Bagi yang mampu, beramallah sesuai rezeki yang Allah berikan. Bagi yang terbatas, jangan berkecil hati—amal kecil yang ikhlas lebih mulia di sisi Allah daripada amal besar yang penuh riya.
Mari jadikan setiap kesempatan, sekecil apapun, sebagai ladang amal jariyah yang kelak menjadi cahaya di alam kubur dan penolong di akhirat.