Oleh: Ahmad Hariyansyah
Dalam keseharian, kita menjalani beragam aktivitas — ada yang bersifat duniawi, ada pula yang bernilai ukhrawi; ada yang termasuk muamalah (hubungan sesama manusia), dan ada pula yang murni ibadah kepada Allah SWT.
Sifat kegiatan itu pun beragam: ada yang bersifat sementara (temporer), ada yang permanen; ada yang dilakukan secara spontan, ada pula yang direncanakan dengan matang.
Di antara seluruh bentuk ibadah, ada satu sifat mulia yang menjadi kunci keberhasilan seorang hamba, yaitu istiqomah. Istiqomah berarti melakukan suatu ibadah atau amal kebaikan secara terus-menerus, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Sayangnya, banyak orang terjebak pada kuantitas ibadah — semakin banyak jumlahnya, semakin merasa bangga — padahal belum tentu berkualitas. Yang lebih utama adalah amal sedikit tetapi berkualitas, dan dilakukan secara konsisten.
Istiqomah ibarat tetesan air yang terus-menerus menimpa batu: lambat laun akan melubanginya. Amal kecil yang dilakukan terus-menerus akan membentuk kekuatan dan menghasilkan perubahan besar.
Dalil dari Al-Qur’an
Allah SWT berfirman:
"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu..."
(QS. Hud [11]: 112)
Ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad ï·º dan kita sebagai umatnya untuk beristiqomah dalam menjalankan perintah Allah, tidak menyimpang sedikit pun, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
Hadits Nabi ï·º
Rasulullah ï·º bersabda:
"Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit."
(HR. Bukhari no. 6464, Muslim no. 783)
Hadits ini menunjukkan bahwa Allah lebih menghargai konsistensi daripada kuantitas semata. Amal kecil yang dilakukan terus-menerus akan lebih membekas di hati dan lebih diterima di sisi Allah.
Istiqomah: Kunci Peningkatan Kualitas Ibadah
Istiqomah tidak hanya memerlukan niat yang lurus, tetapi juga kesabaran, kedisiplinan, dan tekad yang kuat. Godaan untuk berhenti atau merasa puas diri akan selalu ada. Namun, orang yang memahami nilai istiqomah akan terus melangkah di jalan kebaikan, meski perlahan.
Istiqomah memang ringan diucapkan, tetapi berat dilakukan. Justru di situlah letak kemuliaannya: Allah akan memuliakan hamba yang terus berjuang, meski dengan langkah kecil, asal tidak berhenti.
