Hadir Tokoh NU dan Organisasi Masyarakat
Sejumlah tokoh penting turut hadir, di antaranya dari PCNU Jakarta Barat KH. Nurul Huda, Ust. Ahmad Kamil, Ust. Amron Zamzami, dan Ir. Abdulloh. Ketua LDNU Jakarta Barat Ferry, S.Pd, dari MWC NU Kebon Jeruk Ust. Baihaqi, serta Ketua Muhammadiyah Cabang Kebon Jeruk Dadang Sukirman.
Dari PRNU Kelapa Dua hadir Ust. Syafei (Ketua Syuriyah) beserta jajaran, Ust. Andi Surya, SE, SH (Ketua Tanfidziyah) beserta jajaran, anggota ranting dan anak ranting. PRNU Kelurahan Sukabumi Selatan diwakili Lukman Hakim dan Sufyan AR. Santri jamaah Al-Muntaha pun ikut meramaikan acara.
Rangkaian Acara
Kegiatan diawali dengan pembacaan tahlil dan doa oleh Ust. Hamdan, pembukaan oleh MC Ahmad Fikri, serta pembacaan Kalam Ilahi oleh Ust. Khaidir Khumaidi.
Sambutan pertama disampaikan sohibul bait Pesantren Al-Muntaha KH. Zamroni, yang menekankan pentingnya mengikuti ajaran dan teladan para kiai.
“Tradisi NU itu manut dan mencontoh kyainya, karena adab lebih utama daripada ilmu,” pesannya.
Ketua Ranting NU Kelapa Dua Ust. Andi Surya, SE, SH menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi penguat kekompakan pengurus ranting.
“Acara ini memperkuat nilai silaturahmi dan suri teladan para guru serta kyai,” ujarnya.
Perwakilan PCNU KH. Nurul Huda menegaskan komitmen NU pada ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
“NU mengikuti Al-Quran, Hadits, ijma ulama, dan bermazhab di bidang aqidah, fiqih, dan tasawuf. Rahmatan lil ‘aalamiin menjadi tujuan kita,” tuturnya.
Materi Pelatihan
Materi pelatihan disampaikan oleh Ust. Ahmad Kamil dari PCNU yang mengingatkan pentingnya dakwah bil hal.
“NU menjaga tradisi yang sudah baik dan mengambil yang lebih baik. NU tidak anti modernisasi. Dari kitab Bidayatul Hidayah kita belajar bahwa dakwah dengan perbuatan lebih efektif daripada hanya dengan ucapan. Pengurus ranting harus memberi manfaat langsung bagi masyarakat sekitar,” jelasnya.
Acara diakhiri dengan doa penutup, foto bersama, dan ramah tamah.
Tentang Lailatul Ijtimak
Lailatul Ijtimak merupakan pertemuan malam hari yang rutin digelar warga NU setiap bulan sekali. Tradisi ini memperkuat silaturahmi antar pengurus, guru, dan generasi muda, sekaligus melestarikan budaya Islami yang memperkokoh persatuan serta menjaga keutuhan bangsa dan negara.
Kegiatan berlangsung aman, tertib, dan kondusif.
(Yansen)