Bogor, infoDKJ.com | Suasana segar pagi di Hotel Indra Djaya, Puncak, Sabtu (13/9/2025), terasa lebih semarak saat ratusan guru ISMUBA (Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab) se-Jakarta Barat memulai rangkaian Hari Kedua Baitul Arqam dengan Senam Sehat Muhammadiyah. Gerakan sederhana penuh energi itu menghadirkan semangat kebersamaan sebelum peserta menerima materi dari para narasumber senior Muhammadiyah.
Kegiatan yang diselenggarakan PDM Jakarta Barat ini menjadi wadah penting untuk menguatkan ideologi, memperdalam pemahaman kurikulum, sekaligus mempererat silaturahmi antarpendidik Muhammadiyah.
Pemahaman Ideologi dan Sejarah Muhammadiyah
Materi pertama hari ini dibawakan oleh Prof. Dr. H. Bunyamin, M.Pd, yang menekankan pentingnya peran guru ISMUBA dalam meneguhkan ideologi Muhammadiyah di sekolah. Ia menegaskan bahwa ideologi bukan sekadar teori, melainkan cara pandang dalam memperjuangkan tujuan besar Muhammadiyah.
Dalam paparannya, Prof. Bunyamin mengingatkan kembali sejarah kelahiran Muhammadiyah dari pemikiran Islam KH Ahmad Dahlan, karakter Islam berkemajuan, serta pentingnya menjaga tradisi silaturahmi melalui pengajian dan tadarus.
Menjaga Ilmu dan Akhlak
Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. Abdurrahman Wahid, M.Pd, yang menekankan prinsip dasar pendidikan: menjaga ilmu dan akhlak. Ia mendorong guru untuk selalu mendoakan orang lain, serta mengasah metode pembelajaran kreatif agar lebih bermakna.
Sebagai bentuk praktik, Dr. Abdurrahman juga mengajak peserta membuat gambar visual yang kemudian dijelaskan di depan forum. Hal ini menjadi latihan menyampaikan gagasan secara terstruktur dan menarik.
Kaderisasi dan Spirit Dakwah Jamaah
Acara dilanjutkan dengan Pemetaan Ibadah Praktis, Baca Al-Qur’an, serta Kultum oleh instruktur, sebelum masuk ke materi kelima. Dr. M. Fahmi Akbar, MA hadir dengan tema “Kaderisasi & Spirit Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah (GJDJ)”. Ia menegaskan bahwa guru bukan hanya pengajar di kelas, tetapi juga kader dakwah yang berperan aktif di sekolah dan masyarakat.
Penutup: Akhlak Teladan Guru Muhammadiyah
Rangkaian hari kedua ditutup dengan materi Konsep PHIWM dalam Amal Usaha Muhammadiyah yang disampaikan oleh H. Nurhadi Musyawir, SH. Ia menekankan pentingnya guru Muhammadiyah menjadi teladan akhlak mulia bagi siswa dan lingkungannya.
“Guru ISMUBA bukan hanya pengajar, tetapi juga teladan dan penjaga marwah gerakan Muhammadiyah,” tegasnya.
Dengan berakhirnya materi ini, peserta Baitul Arqam hari kedua pulang dengan semangat baru: meneguhkan ideologi, menjaga akhlak, dan siap menjadi kader dakwah di tengah masyarakat.
(MPI PDM Jakarta Barat)