Jakarta, infoDKJ.com | Selama lebih dari dua pekan terakhir, sejumlah SPBU Shell di Jakarta dan Jabodetabek tidak lagi menjual bensin Super, V-Power, dan V-Power Nitro+ karena pasokan yang kosong. Menurut pantauan detikOto, hanya enam SPBU Shell di wilayah Jabodetabek yang masih menyediakan bensin jenis Super per 21 September 2025.
Fakta Lapangan
- Shell Indonesia menyebut bahwa sejumlah produk bensin (Shell Super, V-Power, V-Power Nitro+) “tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU hingga pemberitahuan lebih lanjut.”
- Shell tetap melayani produk lain seperti diesel, layanan bengkel, convenience store (“Shell Select”), listrik (Shell Recharge), dan pelumas meski stok bensin non-subsidi menipis.
- Beberapa SPBU Shell bahkan harus menyesuaikan operasi: mengurangi jam buka, hari operasional, hingga merumahkan sebagian karyawan.
Penyebab Kelangkaan
Dari analisis berbagai pihak, beberapa titik penyebab utama muncul:
-
Kuota Impor yang Terbatas
SPBU swasta seperti Shell, BP, Vivo mendapat tambahan kuota impor BBM (non subsidi) sebesar sekitar 10% dibandingkan tahun sebelumnya, namun kuota tersebut sudah mendekati batasnya yang habis sebelum akhir tahun.
Mereka yang masih kekurangan stok didorong pemerintah untuk membeli base fuel (bahan baku BBM murni) dari Pertamina. -
Regulasi dan Perizinan yang Berbelit
Menurut analisis dari CIPS (Center for Indonesian Policy Studies), regulasi mengenai neraca komoditas, izin impor yang harus diperbarui secara berkala, dan kurang efektifnya koordinasi data kebutuhan membuat swasta kesulitan mengajukan izin impor BBM tepat waktu. -
Permintaan yang Meningkat karena Kebijakan Pemerintah
Pembatasan pada BBM bersubsidi dan peningkatan harga seringkali mendorong konsumen memilih SPBU swasta. Akibatnya, stok bensin non-subsidi lebih cepat terkuras di SPBU swasta.
Upaya Pemerintah dan Janji Pemulihan
- Pemerintah melalui Kementerian ESDM mengizinkan SPBU swasta untuk membeli base fuel dari Pertamina agar stok bensin non-subsidi bisa kembali normal.
- Harga jual beli base fuel antara Pertamina dan SPBU swasta harus seragam dan adil, dan regulasi impor yang dibutuhkan akan dipercepat agar SPBU swasta mendapatkan pasokan dalam waktu sekitar 7 hari ke depan.
Dampak Sosial-ekonomi
Kelangkaan ini telah menimbulkan dampak nyata:
- Antrean panjang di SPBU Pertamina karena opsi bensin non-subsidi di SPBU swasta tidak tersedia.
- Tidak sedikit pengendara yang kehilangan waktu dan produktivitas karena harus berkeliling mencari bensin.
- Pelaku usaha kecil dan jasa transportasi terganggu operasionalnya karena sulit memperoleh BBM dengan jenis yang mereka butuhkan.
Kritik dan Tantangan
- Ada anggapan bahwa dominasi Pertamina dan regulasi yang mewajibkan impor lewat satu pintu (pertamina) bisa menyebabkan praktik monopoli atau pembatasan kompetisi yang adil.
- BP-AKR dan Shell melaporkan bahwa mereka kesulitan memenuhi kebutuhan stok bensin karena pembatasan kuota dan prosedur administratif yang belum rampung.
Kesimpulan
Kelangkaan bensin di SPBU Shell dan swasta lainnya bukan hanya soal distribusi ataupun kesalahan teknis—melainkan menunjukkan bahwa sistem regulasi, kuota impor, dan mekanisme distribusi BBM non-subsidi perlu ditata ulang agar kompetisi pasar lebih sehat, pilihan konsumen lebih adil, dan ketahanan energi tidak hanya di tangan satu pihak.
Penanganannya harus transparan: publik berhak tahu kenapa bensin di Shell bisa kosong berminggu-minggu, siapa yang bertanggung jawab, dan bagaimana pemerintah serta pelaku usaha swasta dapat memastikan stok kembali normal tanpa merugikan pihak mana pun.
(Red)