Jakarta, infoDKJ.com | Jum'at, 19 September 2025
Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang paling benar dalam perkataan. Beliau tidak pernah berdusta, baik dalam keseriusan maupun dalam bergurau. Bahkan, beliau mengharamkan dusta, mencela pelakunya, serta memperingatkan agar tidak berdusta meskipun hanya untuk membuat orang lain tertawa.
Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa kejujuran menuntun pada kebajikan, dan kebajikan menuntun menuju surga. Orang yang senantiasa jujur akan dicatat oleh Allah sebagai seorang yang benar (ṣiddīq).
Beliau juga menyebutkan bahwa seorang mukmin bisa saja bersifat kikir atau pengecut, tetapi tidak boleh berdusta. Kejujuran adalah ciri utama beliau dan menjadi teladan bagi umat Islam.
Nabi Muhammad ﷺ adalah sosok yang benar dalam segala ucapan, perbuatan, dan keadaannya. Beliau menyampaikan risalah Allah dengan sempurna tanpa menambah atau mengurangi sedikit pun. Kejujuran beliau tampak dalam segala aspek kehidupan: saat damai maupun perang, marah maupun ridha, bersama teman atau musuh, laki-laki maupun perempuan, di tanah suci maupun di luar, dalam jual beli, perjanjian, khutbah, surat, fatwa, maupun pengetahuan. Beliau tidak pernah berdusta karena Allah menjaga dan melindunginya dari sifat buruk. Allah memfasihkan lisannya, meluruskan kata-katanya, memperbaiki logikanya, serta menegakkan ucapannya sehingga setiap perkataannya selalu mengandung kebenaran.
Kejujuran Nabi ﷺ tidak hanya dalam perkataan, tetapi juga dalam isyarat dan sikap. Beliau tidak pernah memiliki pandangan mata yang penuh tipu daya atau khianat, sebagaimana disebut dalam hadits riwayat Abu Dawud dan An-Nasa’i. Segala sikap beliau—baik ketika ridha maupun marah, masuk maupun keluar, tertawa maupun menangis, berjalan maupun tidur—senantiasa dilandasi kebenaran.
Al-Qur’an pun menegaskan pentingnya sifat jujur. Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 8 bahwa Dia akan menanyakan kebenaran orang-orang yang jujur. Dalam QS. At-Taubah ayat 119, Allah juga memerintahkan orang beriman untuk bertakwa dan selalu bersama orang-orang yang benar.
Sejak masa jahiliyah, Muhammad ﷺ sudah dikenal sebagai sosok jujur dan terpercaya. Setelah menerima wahyu, Allah semakin memuliakannya dengan menjadikannya nabi dan rasul, membimbing dengan wahyu, serta memilihnya sebagai hamba yang paling dekat, dicintai, dan disayangi-Nya.
Intinya, Rasulullah ﷺ adalah teladan utama dalam kebenaran. Umat Islam diperintahkan untuk meneladani sifat jujur beliau serta senantiasa bersama orang-orang yang benar.
Bersambung...
Dikutip dari terjemahan kitab: Muhammad Ka-annaka Taroohu “Visualisasi Kepribadian Muhammad SAW”
Karya Dr. 'Aidh bin 'Abdullah Al-Qarni
Editor: Ahmad Hariyansyah