Jakarta, infoDKJ.com | Sabtu, 6 September 2025
Oleh: Hardianti Mukrima (Cabang Gorontalo)
Peran ganda perempuan di era modern ini menjadi topik yang semakin relevan dan penting untuk dibahas. Perempuan tidak lagi hanya berfungsi sebagai pengurus rumah tangga dan ibu, tetapi juga berperan aktif dalam dunia kerja dan masyarakat. Fenomena ini mencerminkan perubahan sosial yang signifikan, di mana perempuan semakin memiliki hak dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, pergeseran ini juga membawa tantangan yang perlu dihadapi.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Indonesia mencapai sekitar 56,5%. Angka ini menunjukkan kemajuan yang menggembirakan dibandingkan dekade sebelumnya. Partisipasi perempuan dalam dunia kerja tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara. Sebuah studi oleh McKinsey Global Institute memperkirakan bahwa jika perempuan berpartisipasi dalam angkatan kerja dengan tingkat yang sama seperti laki-laki, PDB global dapat meningkat signifikan, mencapai 28 triliun dolar AS pada tahun 2025.
Namun, meskipun banyak perempuan yang berhasil menyeimbangkan peran ganda mereka, banyak juga yang merasakan beban yang berat. Menurut survei oleh Asosiasi Perempuan untuk Kesejahteraan (APK), sekitar 60% perempuan yang bekerja merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi di tempat kerja dan di rumah. Mereka sering kali harus berjuang untuk membagi waktu antara pekerjaan dan tanggung jawab keluarga, yang dapat menyebabkan stres dan kelelahan. Ada kalanya, tuntutan yang tinggi ini mengakibatkan dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.
Dukungan dari pasangan dan masyarakat sangat penting untuk meringankan beban yang dihadapi perempuan dalam menjalani peran ganda. Keluarga harus berperan aktif dalam membagi tanggung jawab rumah tangga. Sebuah studi menunjukkan bahwa pembagian tugas yang adil di rumah dapat meningkatkan kesejahteraan emosional bagi perempuan yang bekerja. Selain itu, kebijakan pemerintah yang mendukung, seperti cuti melahirkan yang lebih panjang dan fleksibilitas jam kerja, juga dapat membantu perempuan menyeimbangkan antara karier dan kehidupan pribadi.
Selain itu, pendidikan dan kesadaran tentang peran perempuan dalam masyarakat perlu ditingkatkan. Masyarakat harus menghargai kontribusi perempuan dalam berbagai bidang, tidak hanya sebagai pekerja tetapi juga sebagai pemimpin dan pengambil keputusan. Dengan memberikan pengakuan yang layak, kita dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk mengejar ambisi mereka tanpa merasa tertekan oleh harapan yang tidak realistis.
Akhirnya, peran ganda perempuan seharusnya tidak dilihat sebagai beban, tetapi sebagai peluang untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan seimbang. Dengan dukungan yang tepat, perempuan dapat menjalani peran mereka dengan lebih baik, memberikan kontribusi yang berarti bagi keluarga dan masyarakat. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung perempuan dalam peran ganda mereka, sehingga kita dapat mewujudkan masa depan yang lebih adil dan berdaya saing.