Jakarta, infoDKJ.com | Selasa, 9 September 2025
Oleh: Adang
Di bumi yang dijajah, di tengah luka dan darah, lahirlah sosok wanita tangguh yang namanya harum dikenang rakyat Palestina — Ummu Nidal Farhat. Beliau bukan hanya seorang ibu, tetapi juga simbol keteguhan, keberanian, dan pengorbanan.
Semalam, seorang lagi puteranya, Mu’min Farhat, gugur syahid bersama istri dan anak-anaknya akibat serangan keji zionis Israel. Dengan kepergiannya, lengkaplah sudah pengorbanan Ummu Nidal. Lima puteranya telah kembali kepada Allah sebagai syuhada, sebagaimana doa dan cita-cita yang beliau semaikan sejak kecil.
Ibu yang Melahirkan Singa-Singa Jihad
Ummu Nidal mendidik anak-anaknya bukan untuk mengejar dunia, bukan untuk mengumpulkan harta atau jabatan. Sejak dini, beliau menanamkan dalam hati mereka satu cita-cita tertinggi: syahid fi sabilillah.
Beliau berkata kepada puteranya, Muhammad, sebelum berangkat ke operasi istisyhadiah pada tahun 2003:
“Demi Allah, inilah hari yang paling mulia bagiku. Aku tidak menghantarnya menuju kematian, tetapi menuju kehidupan yang lebih baik. Dan kalau aku punya 100 orang anak seperti Muhammad, pasti aku akan persembahkan mereka semuanya dengan penuh kerelaan. Segala yang berharga akan menjadi murah demi jalan Allah.”
Setiap kali salah satu anaknya syahid, Ummu Nidal tidak menangis dalam kesedihan, melainkan tersenyum dalam kebanggaan. Hatinya lapang, karena ia yakin anak-anaknya telah meraih janji Allah: surga-Nya yang tertinggi.
Khansa’ dari Palestina
Rakyat Palestina menamainya Khansa’ Palestina, mengambil inspirasi dari al-Khansa’ Tamadur binti Amru, seorang wanita agung pada zaman Khalifah Umar bin Khattab. Al-Khansa’ juga merelakan keempat anaknya gugur syahid dalam Perang Qadisiyyah, dan ia menyambut kabar itu dengan syukur, bukan ratapan.
Ummu Nidal mengulang sejarah itu. Beliau adalah al-Khansa’ modern yang menyerahkan seluruh puteranya untuk membela kehormatan umat.
Pesan Abadi untuk Muslimah
Di akhir hayatnya, Ummu Nidal menitipkan pesan yang sangat berharga, khususnya kepada para muslimah:
“Sesungguhnya Al-Aqsa sedang menantikan daripada kalian generasi yang akan mara pada masa hadapan. Janganlah kalian kedekut melahirkan para pemimpin, para tentera, dan para pencinta syahadah. Sesungguhnya ibu yang paling agung ialah mereka yang mengutuskan anak-anak mereka menuju kemenangan gemilang atau ke surga Firdaus yang tertinggi.”
Warisan Ummu Nidal
Kini, dunia mungkin melihatnya sebagai seorang ibu yang kehilangan segalanya. Tetapi di sisi Allah, Ummu Nidal adalah pemenang. Beliau telah mengukir sejarah, menorehkan warisan emas: kesabaran, pengorbanan, dan kecintaan kepada Allah di atas segalanya.
Ummu Nidal menunjukkan kepada kita bahwa kemenangan bukan hanya diukur dari apa yang kita miliki di dunia, tetapi dari apa yang kita serahkan kepada Allah dengan ikhlas.
Kisah beliau adalah cahaya yang akan terus menginspirasi muslimah di seluruh dunia untuk melahirkan generasi pemimpin, pejuang, dan pencinta syahadah.
Inilah jalan para syuhada.
Inilah jalan kemenangan.
Dan Ummu Nidal telah menapakinya dengan penuh kemuliaan.