Jakarta, infoDKJ.com | Suasana tenang dini hari di kawasan padat penduduk Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara, mendadak berubah menjadi kepanikan besar. Api yang tiba-tiba muncul sekitar pukul 01.30 WIB, Selasa (14/10/2025), melalap cepat rumah-rumah warga yang berdiri rapat, meninggalkan duka dan puing-puing bara.
Menurut warga sekitar, kobaran api bermula dari salah satu rumah kontrakan yang diduga mengalami korsleting listrik. Dalam hitungan menit, si jago merah membesar dan merembet ke bangunan lain. Warga yang tengah terlelap sontak berhamburan ke luar rumah sambil membawa anak-anak dan barang seadanya.
“Api cepat sekali membesar, kami semua panik. Banyak yang cuma sempat selamatkan pakaian di badan,” ujar Siti Aisyah, salah satu warga yang rumahnya turut hangus terbakar.
Di tengah kepanikan, warga bahu-membahu memadamkan api dengan alat seadanya. Sementara sebagian lainnya berteriak meminta bantuan dan mengamankan barang berharga. Sekitar 30 menit kemudian, puluhan unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi dan langsung beraksi menaklukkan si jago merah yang menjilat langit malam.
Tiga RT Hangus, Satu Musholla Ludes Terbakar
Menurut Ketua RW 010, H. Rakib, kebakaran kali ini termasuk yang terbesar di wilayah Rawa Bebek. Setidaknya tiga RT terdampak parah, yaitu RT 07, RT 08, dan RT 011. Tak hanya rumah warga, satu musala yang menjadi tempat ibadah dan kegiatan warga sehari-hari juga ikut ludes terbakar.
“Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal. Kami berharap pemerintah segera membantu menyediakan tenda darurat dan dapur umum untuk warga yang terdampak,” ungkap H. Rakib di lokasi kejadian.
Dua warga yang merupakan pasangan suami-istri dilaporkan mengalami luka bakar dan sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
Bantuan Mulai Berdatangan
Pagi harinya, tenda darurat dari BPBD DKI Jakarta sudah mulai berdiri di sekitar lokasi kebakaran. Sejumlah relawan dan organisasi sosial datang menyalurkan bantuan berupa makanan, pakaian, dan kebutuhan pokok. Meski begitu, kerugian akibat kebakaran ini masih dalam proses pendataan oleh pihak berwenang.
Ketua RT 07, Sugiyono, berharap pemerintah segera turun tangan untuk membantu warganya yang kini kehilangan tempat tinggal.
“Semoga bantuan segera datang dan warga kami bisa kembali hidup normal. Kami juga berharap pemerintah membantu membangun kembali musala yang habis terbakar,” ujarnya dengan nada haru.
Duka yang Menyatukan
Meski duka menyelimuti, semangat gotong royong warga tetap terasa. Mereka saling berbagi makanan, pakaian, bahkan tempat bernaung sementara. Di tengah puing-puing yang masih berasap, terlihat beberapa anak kecil duduk di pangkuan orang tuanya, menatap sisa rumah yang kini tinggal arang.
Malam di Rawa Bebek itu bukan sekadar kisah kebakaran, tapi juga kisah keteguhan warga yang kehilangan segalanya, namun tidak kehilangan harapan. (Eman)