Kisah ini dipersembahkan untuk semua anak yang ada didunia ini
Di sebuah desa kecil di pinggiran kota, tinggal seorang anak laki-laki bernama Andi bersama ibunya yang sudah renta. Mereka hidup sangat sederhana. Sang ibu bekerja sebagai penjual sayur keliling, sementara Andi masih duduk di bangku SMP.
Setiap pagi, sebelum matahari muncul, ibunya sudah menyiapkan keranjang sayur dan berangkat ke pasar berjalan kaki sejauh hampir lima kilometer. Meskipun tubuhnya kurus dan jalannya mulai tertatih, tak pernah sekalipun ia mengeluh. “Asal Andi bisa sekolah, itu sudah cukup,” katanya setiap kali tetangga menyarankan untuk beristirahat.
Suatu hari, hujan deras mengguyur sejak pagi. Andi terbangun dan melihat ibunya tetap bersiap ke pasar sambil mengenakan jas hujan tipis yang sudah robek.
“Bu, jangan pergi dulu, nanti Ibu sakit,” kata Andi cemas.
Ibunya tersenyum, “Kalau Ibu nggak jualan hari ini, kita nggak bisa beli beras besok, Nak. Nggak apa-apa, Ibu kuat.”
Sore harinya, sang ibu pulang dengan tubuh menggigil dan baju basah kuyup. Di tangannya hanya ada sebungkus kecil roti.
“Ini buat kamu, Nak. Ibu udah makan di pasar tadi,” katanya lembut.
Namun malam itu, Andi mendengar perut ibunya berbunyi keras saat tidur. Ia pun membuka bungkus roti yang tadi diberikan, dan separuhnya masih utuh. Saat itulah Andi sadar—ibunya berbohong. Roti itu tidak pernah disentuh. Ia lebih memilih menahan lapar agar anaknya bisa makan.
Tahun-tahun berlalu. Andi tumbuh menjadi seorang dokter. Pada hari pertama ia menerima gaji, hal pertama yang ia lakukan adalah membelikan roti untuk ibunya. Sambil menangis, ia berkata,
“Bu, sekarang giliran aku yang memberi. Tapi aku tahu, sebanyak apapun yang aku beri, tak akan pernah sebanding dengan satu potong roti yang dulu Ibu sisakan untukku.”
Ibunya tersenyum dengan mata berkaca-kaca,
“Nak, kasih sayang Ibu bukan untuk dibalas, tapi untuk diteruskan.”
💖 Pesan moral:
Cinta seorang ibu adalah pengorbanan tanpa batas — rela lapar agar anaknya kenyang, rela letih agar anaknya tumbuh kuat. Ia tidak menuntut balasan, hanya ingin melihat anaknya menjadi manusia yang berguna.


 
 
