Jakarta, infoDKJ.com | Ledakan mengguncang lingkungan SMA Negeri 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB, saat kegiatan Salat Jumat tengah berlangsung di aula sekolah. Insiden tersebut mengakibatkan 55 orang mengalami luka-luka dan menyebabkan kepanikan di lokasi kejadian.
Menurut keterangan saksi, Budi Laksono, guru mata pelajaran Matematika di sekolah tersebut, ledakan pertama terdengar dari arah musholla saat khotbah Jumat sedang berlangsung. Tak lama berselang, terjadi ledakan kedua di pintu belakang sekolah yang menimbulkan asap tebal dan suara dentuman cukup keras.
“Saat khotbah berlangsung, tiba-tiba terdengar suara ledakan dari belakang aula. Semua jamaah panik dan berusaha keluar dari lokasi,” ungkap Budi kepada petugas di tempat kejadian.
Delapan siswa yang berada di sekitar titik ledakan mengalami luka ringan hingga sedang. Mereka langsung dilarikan ke fasilitas medis terdekat untuk mendapatkan perawatan. Belum ada laporan korban jiwa akibat peristiwa ini.
Usai kejadian, aparat Polsek setempat bersama Tim Jihandak (Penjinak Bahan Peledak) segera melakukan sterilisasi area dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Hasil pemeriksaan awal menemukan barang yang diduga bom rakitan, remote pemicu, serta senjata airsoft gun laras panjang dan revolver di sekitar lokasi.
Kapolres Jakarta Timur menyebutkan bahwa pihaknya masih mendalami sumber ledakan dan motif di balik kejadian tersebut.
“Kami masih melakukan penyelidikan bersama tim Jihandak. Saat ini area sudah kami sterilkan dan kegiatan sekolah untuk sementara dihentikan,” ujarnya.
Aktivitas belajar-mengajar di SMA Negeri 72 Jakarta untuk sementara dihentikan hingga situasi dinyatakan aman. Aparat keamanan dari Polres Jakarta Utara dan Kodim setempat turut melakukan penjagaan ketat di sekitar lokasi guna mengantisipasi kemungkinan adanya bahan berbahaya lain.
Situasi di sekitar sekolah kini berangsur kondusif, namun pihak berwenang tetap mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi sambil menunggu hasil penyelidikan resmi. (Red)
