Jakarta, infoDKJ.com | Selasa, 4 November 2025
Oleh: Ahmad Hariyansyah
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, manusia kerap lupa bahwa bumi yang kita pijak adalah amanah dari Allah ï·».
Udara yang kita hirup, pepohonan yang meneduhkan, dan air yang mengalir — semuanya adalah karunia yang harus dijaga.
Salah satu wujud rasa syukur sekaligus kepedulian terhadap alam ialah dengan menanam pohon dan merawat lingkungan sekitar.
Perbuatan sederhana ini tampak kecil, namun dalam pandangan Islam, ia bernilai ibadah besar, selama dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah.
1. Menjaga Lingkungan Adalah Amanah dari Allah
Allah ï·» berfirman:
“Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi, dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.”
(QS. Al-An‘am: 165)
Ayat ini menegaskan bahwa manusia diangkat sebagai khalifah di bumi — bukan sekadar untuk menikmatinya, tetapi untuk memelihara dan memperbaikinya.
Maka, setiap upaya menjaga kebersihan, menyirami tanaman, atau melestarikan pepohonan adalah bagian dari pelaksanaan tugas kekhalifahan yang bernilai ibadah.
2. Menanam Pohon: Sedekah yang Tak Pernah Putus
Rasulullah ï·º bersabda:
“Tidaklah seorang muslim menanam pohon atau menabur benih, lalu dimakan oleh burung, manusia, atau binatang, melainkan hal itu menjadi sedekah baginya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa setiap manfaat yang dihasilkan dari pohon yang ditanam — baik berupa buah, naungan, hingga oksigen — akan tercatat sebagai pahala sedekah.
Setiap napas manusia yang dihidupkan oleh oksigen dari pohon itu menjadi amal jariyah bagi penanamnya, selama niatnya tulus karena Allah.
3. Menjaga Alam Adalah Akhlak Seorang Mukmin
Rasulullah ï·º adalah teladan dalam kepedulian terhadap kebersihan dan kelestarian alam. Beliau bersabda:
“Iman itu memiliki lebih dari tujuh puluh cabang, dan yang paling tinggi adalah ucapan ‘Laa ilaaha illallah’, sedangkan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.”
(HR. Muslim)
Jika menyingkirkan duri dari jalan saja bernilai iman, maka apalagi menanam pohon yang memberi manfaat luas bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
Dalam Islam, kepedulian terhadap lingkungan bukan sekadar etika sosial, melainkan manifestasi dari iman yang hidup.
4. Alam yang Hijau, Cermin Hati yang Bersyukur
Allah ï·» berfirman:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya.”
(QS. Al-A‘raf: 56)
Ayat ini mengingatkan agar manusia tidak merusak keseimbangan alam.
Menebang pohon tanpa menggantinya, membuang sampah sembarangan, atau mengabaikan kebersihan lingkungan adalah bentuk kezaliman terhadap bumi — yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
Sebaliknya, menanam pohon dan menjaga kelestarian alam adalah wujud syukur kepada Allah sekaligus kasih kepada sesama makhluk.
Kesimpulan
Menanam pohon bukan sekadar urusan duniawi, melainkan juga jalan menuju surga.
Ia menjadi amal jariyah yang terus mengalirkan pahala, bahkan setelah penanamnya meninggal dunia.
Maka setiap kali tanganmu menyiram pohon atau membersihkan halaman, niatkanlah karena Allah.
Sebab dari ranting yang hidup dan daun yang meneduhkan itu, mengalir doa alam semesta bagi hamba yang berbuat kebaikan.
“Barangsiapa menanam pohon, maka setiap yang dimakan darinya adalah sedekah baginya hingga hari kiamat.”
(HR. Ahmad)
