JAKARTA/TAPANULI UTARA, 1 Desember 2025 — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, hari ini melakukan kunjungan kerja mendadak ke Pulau Sumatera, meninjau langsung daerah-daerah yang paling parah terdampak bencana hidrometeorologi, yaitu banjir dan tanah longsor, yang melanda Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat sejak akhir November.
Presiden bertolak dari Jakarta pada pagi hari dan mendarat di Bandara Raja Sisingamangaraja XII, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Dari sana, rombongan langsung menuju lokasi pengungsian dan titik-titik kerusakan terparah di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Aceh Tenggara.
Fokus Penanganan dan Perintah Tegas
Dalam kunjungannya, Presiden Prabowo menekankan bahwa kehadirannya adalah untuk memastikan seluruh jajaran pemerintahan pusat dan daerah bergerak cepat, tepat, dan terkoordinasi.
“Pemerintah tidak akan membiarkan rakyat memikul beban penderitaan ini sendirian. Kita semua adalah satu keluarga besar. Saya datang untuk mendengar, melihat, dan memastikan semua bantuan sampai,” ujar Presiden di salah satu posko pengungsian di Tapanuli Tengah.
Presiden memberikan beberapa instruksi utama kepada Menteri dan Kepala Staf yang mendampingi:
- Pemulihan Infrastruktur: Prioritas utama adalah segera memperbaiki jalur logistik yang terputus, termasuk jalan dan jembatan yang rusak. Presiden menginstruksikan Kementerian PUPR dan pihak terkait, termasuk Polri, untuk mempercepat perbaikan akses.
- Layanan Dasar: Memastikan ketersediaan layanan vital, terutama pasokan listrik, air bersih, dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang krusial untuk operasional alat berat dan kendaraan penyelamat.
- Bantuan Logistik: Memastikan bantuan logistik dan kebutuhan dasar telah tersalurkan dalam jumlah memadai kepada ribuan warga yang mengungsi.
- Antisipasi Perubahan Iklim: Presiden juga menegaskan perlunya daerah untuk meningkatkan kesiapan dan antisipasi jangka panjang terhadap dampak nyata dari perubahan iklim, yang diprediksi akan meningkatkan frekuensi bencana ekstrem.
Situasi Bencana Terkini
Bencana yang dipicu oleh curah hujan ekstrem dan Siklon Tropis Senyar ini telah menimbulkan dampak yang memilukan. Berdasarkan data terakhir yang dirilis per 30 November 2025:
- Total korban meninggal dunia akibat bencana di tiga provinsi (Sumut, Aceh, Sumbar) mencapai 442 jiwa.
- Sebanyak 402 warga dilaporkan masih hilang dan terus dicari oleh Tim SAR gabungan.
- Ratusan ribu jiwa terdampak, dengan ribuan di antaranya terpaksa mengungsi.
Presiden dijadwalkan kembali ke Jakarta setelah meninjau sejumlah titik kritis di wilayah Aceh untuk memimpin rapat koordinasi penanganan darurat lanjutan.


