Surabaya, infoDKJ.com |Dugaan perjalanan sembilan anggota DPRD Jawa Timur ke Finlandia menuai sorotan tajam dari publik. Kunjungan ke luar negeri yang diklaim sebagai studi banding itu dipertanyakan urgensinya, terlebih di tengah kebijakan efisiensi nasional dan tekanan fiskal di daerah.
Aliansi Madura Indonesia (AMI) mendesak agar perjalanan tersebut diusut tuntas, terutama terkait sumber anggaran dan manfaat konkret bagi masyarakat. Wakil Ketua AMI, M. Zahdi, mengungkapkan adanya dugaan kejanggalan administratif dalam pelaksanaan kegiatan itu.
“Kenapa anggaran kegiatan DPRD justru berasal dari Badan Pengembangan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BPKSDM)? Seharusnya ini menjadi kewenangan dan anggaran dari Sekretariat Dewan. Ini patut dipertanyakan,” ujar Zahdi, Sabtu (24/5).
Jika benar anggaran tidak berasal dari pos yang semestinya, lanjut Zahdi, maka Inspektorat Provinsi Jawa Timur harus segera melakukan audit menyeluruh. Selain itu, AMI juga mendesak Badan Kehormatan DPRD Jatim untuk memeriksa apakah terdapat pelanggaran etika dan jabatan dalam lawatan tersebut.
“Ini bukan sekadar jalan-jalan. Kita bicara soal integritas lembaga. Jangan sampai ada penyalahgunaan wewenang yang dibungkus dengan kegiatan resmi,” tegasnya.
AMI turut menyoroti kurangnya akuntabilitas dalam pelaporan hasil kunjungan luar negeri itu. Zahdi mempertanyakan sejauh mana kegiatan tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat Jawa Timur, terlebih di tengah kampanye efisiensi dan efektivitas penggunaan APBN dan APBD yang tengah digalakkan Presiden Prabowo Subianto.
“Harus jelas hasilnya—apa yang mereka pelajari dan bagaimana implementasinya untuk kemajuan Jawa Timur. Kalau hanya menjadi wisata berkedok kunjungan kerja, itu penghinaan terhadap rakyat,” ujarnya.
Hingga saat ini, DPRD Jawa Timur belum memberikan keterangan resmi terkait detail kegiatan, identitas para legislator yang terlibat, maupun laporan pertanggungjawaban kunjungan tersebut. Pihak Sekretariat Dewan juga belum merespons permintaan klarifikasi yang diajukan oleh awak media.
(AMI)