Surabaya, infoDKJ.com | Aroma busuk pungli di sektor tambang kembali tercium. Kali ini, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur berada di bawah sorotan tajam. Aliansi Madura Indonesia (AMI) menyebut dugaan praktik haram itu bukan lagi sekadar isu, tapi fenomena yang sistematis dan merugikan banyak pihak.
Tak tinggal diam, AMI berencana turun ke jalan. Aksi protes besar-besaran akan digelar selama tiga hari berturut-turut, 21–23 Mei 2025, di dua titik penting: Kantor Dinas ESDM Jatim dan Gedung Negara Grahadi. Sekitar 500 massa diperkirakan ikut serta, membawa spanduk, poster, dan suara lantang yang menuntut perubahan.
“Kami temukan adanya pungutan liar dalam pengurusan izin tambang. Nilainya bukan main, bisa puluhan hingga ratusan juta rupiah,” ungkap Baihaki Akbar, Ketua Umum AMI. Ia menyebut praktik ini bukan hanya ilegal, tapi juga pengkhianatan terhadap rakyat.
Baihaki menegaskan bahwa pihaknya telah mengantongi bukti awal yang cukup untuk memicu penyelidikan. Menurutnya, aksi ini bukan sekadar unjuk rasa, melainkan langkah konkret untuk memaksa penegakan hukum.
“Kami minta Kepala Dinas ESDM Jatim dan Kepala Bidang Pertambangan segera dicopot. Bila terbukti terlibat, mereka harus diadili dan dipenjarakan. Jangan ada ruang bagi koruptor di birokrasi,” tegasnya.
Tak hanya mengecam, AMI juga menyerukan dukungan terhadap upaya Gubernur Jawa Timur dalam membenahi sektor tambang dari praktik-praktik koruptif. Mereka berharap aksi ini memicu keberanian masyarakat untuk melaporkan dugaan pungli lainnya yang masih tersembunyi.
Aksi akan dimulai pukul 08.00 WIB setiap hari, dengan titik kumpul di Taman Makam Pahlawan, Surabaya. Dari sana, massa akan bergerak bersama dalam iring-iringan yang membawa pesan perlawanan terhadap sistem yang kian merusak akar kepercayaan publik.
“Kalau suara rakyat tak didengar di meja rapat, maka kami akan bicara di jalanan,” pungkas Baihaki.
(AMI)