Jakarta, infoDKJ.com | Rabu, 10 September 2025
Oleh: Ahmad Hariyansyah
Dalam kehidupan, setiap orang memiliki kapasitas dan keahlian yang berbeda-beda. Ada yang mendalami ilmu dunia seperti teknologi, kedokteran, dan ekonomi, ada pula yang menguasai ilmu agama seperti tafsir, fiqh, dan hadits. Bahkan dalam satu bidang, tingkat penguasaan seseorang tidaklah sama.
Karena itu, Allah memerintahkan kita untuk bertanya kepada orang yang benar-benar ahli ketika kita tidak mengetahui suatu hal. Allah berfirman:
فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”
(QS. An-Nahl: 43, juga QS. Al-Anbiya: 7)
Ayat ini menjadi dalil kuat bahwa bertanya kepada ahlinya adalah kewajiban ketika kita tidak tahu. Jika bertanya kepada orang yang bukan ahlinya, justru bisa menjerumuskan pada kesalahan, keburukan, bahkan dosa.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ
“Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Bertanya bukanlah tanda kelemahan, melainkan tanda kerendahan hati untuk mencari kebenaran. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:
"Barang siapa yang mau bertanya, ia akan mendapat petunjuk. Barang siapa yang enggan bertanya, ia akan tersesat."
Adab Bertanya dalam Islam
-
Pilih orang yang berilmu dan amanah
Jangan bertanya kepada orang yang tidak memiliki kapasitas. -
Niatkan untuk mencari kebenaran
Jangan bertanya hanya untuk berdebat atau mencari pembenaran diri. -
Sampaikan dengan sopan
Karena adab adalah pintu masuk ilmu. -
Amalkan ilmu yang didapat
Sebab ilmu tanpa amal hanyalah sia-sia.
Penutup
Ilmu adalah cahaya, dan cahaya itu hanya Allah titipkan kepada hati yang bersih dan bersungguh-sungguh mencarinya. Salah satu jalannya adalah dengan bertanya kepada ahlinya.
Maka jangan ragu untuk bertanya ketika tidak tahu, karena dengan bertanya, kita sedang membuka pintu menuju petunjuk yang benar.
