Jakarta, infoDKJ.com | Selasa, 25 November 2025
Penulis:
Ghiyast Kanaesa, Ferdi, Ilfri Aditiya, Eldo Prasetio, Jessika Ken, Fifia Anggraini
Program Studi Ilmu Ekonomi – Jurusan Ilmu Ekonomi dan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Bangka Belitung
Tahun Akademik 2025/2026
Abstract
This article examines various health issues in Indonesia, including public health indicators, international rankings, and underlying factors such as limited infrastructure, shortage of health workers, insufficient funding, and low levels of health education. Through a case study of 300 trillion rupiah in zakat, this article proposes an innovative solution to improve public health. It explores zakat utilization for building health facilities, increasing medical personnel, supporting health financing, and expanding health education. The analysis suggests that zakat can serve as an effective instrument to advance sustainable development in the health sector, with high potential for realization if managed professionally.
Keywords: Public health, zakat 300 trillion rupiah, health infrastructure, health funding, health education.
Abstrak
Artikel ini membahas permasalahan kesehatan di Indonesia melalui analisis indikator kesehatan masyarakat, peringkat internasional, serta penyebab utama lemahnya sistem kesehatan seperti keterbatasan infrastruktur, kekurangan tenaga medis, minimnya pendanaan, dan rendahnya tingkat pendidikan kesehatan. Melalui studi kasus zakat sebesar Rp300 triliun, artikel ini mengusulkan solusi inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat, mencakup pembangunan fasilitas kesehatan, penambahan tenaga medis, peningkatan pendanaan, dan edukasi kesehatan. Analisis menunjukkan bahwa zakat dapat menjadi instrumen efektif untuk mendukung pembangunan kesehatan berkelanjutan apabila dikelola secara profesional.
Kata Kunci: Kesehatan masyarakat, zakat 300 triliun, infrastruktur kesehatan, pendanaan kesehatan, edukasi kesehatan.
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan aspek fundamental dalam kehidupan manusia yang meliputi kondisi fisik, mental, dan sosial. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sejahtera yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam perspektif Islam, konsep kesehatan erat kaitannya dengan istilah afiat (sehat sempurna) dan as-shihah (bebas dari penyakit), sebagaimana dijelaskan dalam kamus Munjid al-Thulab oleh Fu'ad Ifram al-Bustamy.
Meskipun memiliki populasi besar dan potensi ekonomi yang meningkat, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam sektor kesehatan. Hal ini tercermin dari rendahnya indikator kesehatan masyarakat dan peringkat Indonesia di berbagai indeks kesehatan internasional. Artikel ini menganalisis akar masalah kesehatan di Indonesia sekaligus menawarkan solusi melalui pemanfaatan potensi zakat nasional yang diperkirakan mencapai Rp300 triliun per tahun.
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN KESEHATAN DI INDONESIA
1. Indikator Kesehatan Masyarakat
Beberapa indikator utama yang mencerminkan kondisi kesehatan penduduk meliputi:
- Angka harapan hidup
- Angka kematian bayi dan ibu melahirkan
- Angka stunting dan obesitas
- Prevalensi penyakit menular (TBC, malaria, HIV)
- Penyakit tidak menular (jantung, diabetes)
- Akses terhadap layanan kesehatan (dokter per 1.000 penduduk, cakupan vaksinasi, fasilitas RS)
- Kualitas lingkungan (air bersih, sanitasi, polusi)
2. Peringkat Internasional
Kinerja kesehatan Indonesia tergolong rendah pada berbagai indeks global:
- Global Health Security Index 2021: Skor 38,9/100
- Skor kapasitas fasilitas kesehatan: 28,4
- Health Care Index 2025 (Numbeo): Peringkat 59, Skor 61,2
- CEOWORLD Magazine 2024: Posisi 39, Skor 64,37
3. Akar Permasalahan
a. Infrastruktur Kesehatan Terbatas
- Ketimpangan fasilitas antardaerah.
- Rasio tempat tidur 1,3 per 1.000 penduduk (di bawah standar WHO minimal 3).
b. Kekurangan Tenaga Kesehatan
- Distribusi tidak merata; terkonsentrasi di Jawa.
- Kekurangan lebih dari 300.000 tenaga medis menurut standar WHO.
c. Pendanaan Kesehatan Minim
- Anggaran kesehatan hanya 2–3% PDB (di bawah rekomendasi WHO yaitu 5%).
- Permasalahan defisit BPJS Kesehatan.
d. Rendahnya Kesadaran dan Pendidikan Kesehatan
- Minim pengetahuan masyarakat tentang gizi, sanitasi, dan pencegahan penyakit.
STUDI KASUS: Zakat 300 Triliun
Potensi zakat nasional diperkirakan mencapai Rp300 triliun per tahun, namun realisasi penghimpunan masih jauh di bawah angka tersebut. Dengan pengelolaan yang profesional, zakat dapat menjadi sumber pendanaan alternatif untuk memperkuat sektor kesehatan, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.
METODOLOGI
Penelitian menggunakan pendekatan tinjauan literatur dan analisis deskriptif kualitatif dengan data yang bersumber dari WHO, GHS Index, Numbeo, CEOWORLD Magazine, serta berbagai regulasi terkait kesehatan. Data dianalisis untuk menilai potensi zakat dalam mendukung pembangunan kesehatan berkelanjutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pemerataan Akses Fasilitas Kesehatan
- Pembangunan puskesmas di setiap desa (1 desa 1 puskesmas).
- Pengadaan alat kesehatan penting secara berkelanjutan.
2. Penambahan dan Penguatan Tenaga Medis
- Program beasiswa tenaga kesehatan dengan kewajiban mengabdi di daerah terpencil.
- Pelatihan rutin demi peningkatan kualitas layanan.
3. Dukungan Pendanaan Kesehatan
- Pembiayaan premi BPJS bagi masyarakat tidak mampu.
- Pengembangan program kesehatan preventif (screening, imunisasi, penyuluhan).
4. Peningkatan Edukasi Kesehatan
- Program penyuluhan gratis mengenai gizi, sanitasi, dan pola hidup sehat.
- Materi pendidikan kesehatan ramah usia untuk siswa hingga masyarakat umum.
Solusi ini menunjukkan bahwa zakat dapat menjadi instrumen efektif dan berkelanjutan dalam memperkuat sektor kesehatan nasional, terutama jika dikelola secara akuntabel dan profesional.
KESIMPULAN
Indonesia menghadapi berbagai permasalahan kesehatan seperti minimnya infrastruktur, kekurangan tenaga medis, rendahnya pendanaan, serta lemahnya kesadaran masyarakat. Pemanfaatan zakat sebesar Rp300 triliun dapat menjadi solusi strategis dan berkelanjutan melalui pembangunan fasilitas kesehatan, peningkatan tenaga medis, dukungan pembiayaan, serta edukasi masyarakat.
Zakat tidak hanya mampu meningkatkan indikator kesehatan masyarakat, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan produktivitas sosial dan ekonomi nasional. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menguji implementasi dan dampak empiris dari model solusi ini.
DAFTAR PUSTAKA
- Bustamy, F. I. Munjid al-Thulab.
- CEOWORLD Magazine. (2024). Countries With The Best Healthcare Systems.
- Global Health Security Index. (2021). GHS Index Report.
- Numbeo. (2025). Health Care Index.
- Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
- World Health Organization (WHO). Berbagai laporan standar kesehatan.


