Jakarta, infoDKJ.com | Persoalan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) di wilayah Kali Banjir Kanal Barat (BKB), RT 012/01, Kelurahan Kalianyar, Tambora, Jakarta Barat, yang sudah berlangsung hampir 9 tahun, mendorong warga setempat mengambil langkah nyata.
Sejak 2016, TPS yang sebelumnya berada di lingkungan RT 006/09 harus dipindahkan ke lokasi BKB karena lahan awal digunakan sebagai akses masuk Stasiun Duri. Hingga kini, TPS darurat itu masih bertahan dan kerap menuai keluhan warga sekitar.
Berbagai upaya pengurus lingkungan untuk mencari solusi dan lokasi baru telah dilakukan, termasuk mengajukan surat permohonan relokasi kepada Sudin Lingkungan Hidup (LH). Namun, hingga 2025 belum ada jawaban pasti.
Tak ingin berdiam diri, warga bersama pengurus RW 01 Kelurahan Kalianyar berinisiatif membentuk Satgas Penanganan Sampah Kalianyar, dipimpin Ketua RT setempat, M. Toyib. Satgas ini juga meluncurkan program Bank Sampah “Kampoeng Doeabelas”, yang baru berjalan satu bulan untuk memilah dan mengurangi volume sampah di TPS BKB.
“Kita sadar masalah sampah ini tidak bisa dibiarkan terus berlarut. Sambil menunggu jawaban resmi relokasi TPS, Satgas dibentuk agar ada langkah nyata membantu warga sekitar,” ungkap M. Toyib, Ketua Satgas Penanganan Sampah Kalianyar, Senin (…/11/2025).
Program dan Struktur Satgas
Satgas beranggotakan 25 petugas dengan 6 anggota inti. Didukung penasehat Beni Sarbini dan Yanto Herwanto, satgas memiliki program kerja meliputi:
- Sosialisasi dan edukasi pengelolaan sampah kepada warga.
- Pengumpulan dan pengangkutan sampah secara terorganisir.
- Pembentukan Bank Sampah sebagai solusi jangka panjang.
Untuk mendukung operasional, Satgas membutuhkan perlengkapan kerja seperti seragam, sarung tangan, sepatu boot, topi pelindung, serta fasilitas kesehatan seperti vitamin, asuransi kerja, pemeriksaan kesehatan, dan P3K.
Harapan Warga
Dengan hadirnya Satgas dan Bank Sampah, warga berharap kebersihan lingkungan Kalianyar bisa lebih terjaga dan beban masyarakat sekitar TPS dapat berkurang.
“Kami ingin membuktikan bahwa masyarakat bisa bergerak bersama, tidak hanya menunggu solusi dari pemerintah,” tambah Toyib.
Inisiatif ini menjadi langkah konkret warga dalam menjaga lingkungan, sekaligus bentuk kepedulian sosial terhadap dampak keberadaan TPS BKB yang sudah hampir satu dekade belum menemukan solusi permanen. (MT)
semua ucapan toyib bulshit... Bentuk satgas karena ada keuntungan berupa uang iuran dr tukang sampah swadaya sebesar 35.000 sedangkan warga gak dapet kompensasi apa apa
BalasHapusBetul itu Bang/Mba yang komen..Mana janji kompensasi untuk warga dari hasil iuran 35.000 ...warga lebih setuju gak ada satgas, satgas cuma akal akalan cari keuntungan dari sampah untuk kantong pribadi.
Hapusbenarr untuk komentar yang diatas bahwa semua yg di lakukan orang tsb tidak sesuai dengan yg dia ucapkan pada kenyataan nya nihil warga yg terdampakpun tidak dapat kompensasi yg dia ucapkan diatas tsb!
BalasHapus